Peluang investasi yang bisa dilirik tahun ini adalah emas. Di tengah ketidakpastian ekonomi, harganya diperkirakan menguat sepanjang 2023. Kenaikannya diproyeksikan bisa mencapai 50 persen dibandingkan 2022.
—
BANYAK faktor yang memengaruhi pergerakan emas tahun ini. Namun, yang paling utama adalah nilai dolar Amerika Serikat (AS) alias USD di level global. Serta, suku bunga acuan bank sentral AS.
”Sebagai instrumen lindung nilai, harga emas bakal naik saat ekonomi global tak stabil. Jadi, pergerakannya memang bisa berubah kapan saja,’’ papar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pegadaian Ferdian Timur Satyagraha pekan lalu.
Menurut analis emas pegadaian, lanjut dia, terdapat tiga skenario yang bisa terjadi tahun ini. Pertama, apabila puncak suku bunga acuan AS alias Fed fund rates tahun ini mencapai 4,5 persen dengan posisi akhir tahun 2,5 persen. Kenaikan itu diikuti dengan yield surat utang Negeri Paman Sam rendah, maka ekonomi global bakal anjlok. Hal itu bakal mendongkrak harga logam mulia yang signifikan.
Kedua, Fed fund rates naik ke angka 5 persen, maka pertumbuhan ekonomi diperkirakan memasuki resesi ringan. Dengan kondisi tersebut, harga emas bakal cenderung stabil, tapi masih akan naik. ’’Namun, jika bank sentral AS memasang suku bunga hingga 5,5 persen, ekonomi bakal terangkat dan harga emas bakal menghadapi tekanan yang kuat,’’ imbuhnya.
Dari tiga skenario tersebut, Ferdian menyebutkan skema kedua kemungkinan terbesar terjadi. Sebab, dia masih mempertimbangkan faktor dalam negeri. Yakni, nilai tukar rupiah. Selama Indonesia masih bisa menggenjot capital inflow dan surplus neraca perdagangan internasional, rupiah masih bisa bertahan di Rp 15.000–Rp 15.500 per USD.
’’Tapi, tidak tertutup kemungkinan harga emas bisa mengalami kenaikan signifikan karena sentimen tertentu,’’ tuturnya. Misalnya, momen politik atau moneter global yang menyebabkan disrupsi ekonomi. Konflik Eropa Timur yang tiba-tiba mengalami eskalasi tinggi, contohnya.
Meski demikian, dia yakin bahwa investasi emas 2023 bakal terkerek. Tren pertumbuhan nasabah berbasis pembiayaan sendiri mencapai 13,5 persen. Namun, volume tabungan emas diprediksi tumbuh 50 persen.
’’Penentuan instrumen investasi memang bergantung profil investor masing-masing. Namun, untuk investor moderat dan konservatif, setidaknya 10–15 persen modal mereka diwujudkan emas,’’ ungkapnya.
Sementara itu, pakar investasi Putu Anom Mahadwartha merasa lebih optimistis dengan kenaikan logam mulia tahun ini. Dia menyebutkan, harga emas global pun diperkirakan mencapai USD 1.800 per ons.
Salah satu faktor adalah beberapa negara meningkatkan cadangan emas. ’’Secara historis, negara seperti AS, Tiongkok, dan India akan mencoba bermain media untuk menaikkan harga emas. Sehingga nilai cadangan kekayaan mereka juga bisa naik,’’ jelasnya.
Meski demikian, dia setuju bahwa perekonomian Indonesia yang kuat bisa membatasi pergerakan logam mulia. Menurut Putu, instrumen investasi lain masih cukup menarik. Dengan begitu, harga emas tak akan terlalu melambung. ’’Kalau kita mau optimistis, mungkin pertumbuhan harganya bisa ditekan hanya 50 persen tahun ini. Jadi sekitar Rp 1,5 juta per gram,’’ tuturnya.
Dia berharap pemerintah bisa menerapkan kebijakan moneter untuk bisa membuat kenaikan harga emas lebih stabil dan perlahan. Sebab, jika tak dikendalikan, emas bisa naik hingga Rp 2,5 juta. Hal tersebut memang menguntungkan bagi beberapa investor. Namun, itu berarti pertumbuhan ekonomi berjalan negatif.
Penasihat keuangan Bareyn Mochaddin menambahkan, adanya resesi ekonomi yang salah satunya ditandai dengan terkontraksinya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tentu berpotensi berdampak terhadap kondisi keuangan masyarakat, khususnya pekerja.
’’Dalam kondisi tersebut, logam mulia selalu jadi pilihan baik karena biasanya, saat resesi atau krisis, emas menjadi salah satu aset yang naik nilainya,” tambahnya.
PERGERAKAN HARGA EMAS SELAMA 2022
Januari : Rp 927.000 per gram
Februari : Rp 978.000 per gram
Maret : Rp 987.000 per gram
April : Rp 975.000 per gram
Mei : Rp 983.000 per gram
Juni : Rp 988.000 per gram
Juli : Rp 982.000 per gram
Agustus : Rp 957.000 per gram
September : Rp 945.000 per gram
Oktober : Rp 939.000 per gram
November : Rp 981.000 per gram
Desember : Rp 1.012.000 per gram
Sumber: logammulia.com
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGERAKAN LOGAM MULIA TAHUN INI
– Pendapatan masyarakat yang melemah
– Pelemahan/penguatan nilai tukar dolar
– Gejolak geopolitik Eropa Timur
– Pertumbuhan ekonomi Tiongkok
– Imbal hasil obligasi
– Tekanan pada harga komoditas
Sumber: Analisis PT Pegadaian
Credit: Source link