JawaPos.com – Usia sekolah membutuhkan asupan gizi yang seimbang agar mereka bisa menyerap ilmu pengetahuan dengan baik. Apalagi di era pandemi, para siswa belajar dari rumah menjadi tanggung jawab para ibu di rumah untuk menghidangkan buah hati mereka asupan yang bergizi agar mudah menyerap ilmu secara virtual atau belajar dari rumah.
Dalam peringatan Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Januari dijelaskan bahwa kurangnya konsumsi zat gizi mikro busa berujung pada anemia. Dalam webinar ‘Remaja Sehat, Bebas Anemia’ oleh Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan dan PT Ajinomoto Indonesia baru-baru ini, menginisiasi School Lunch Program (SLP). Maka pentingnya makan siang meski belajar dari rumah, bisa menyadarkan para ibu agar memperhatikan menu makan siang anak-anak mereka.
“Para ibu harus paham nutrisi yang tepat, (Pola Hidup Bersih Sehat) PHBS, dan pentingnya olahraga. Momen ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa permasalahan gizi anak di Indonesia masih ada. Kami berharap program ini tidak hanya merubah status gizi anak-anak Indonesia menjadi lebih baik, namun PHBS mereka juga ikut lebih baik, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini,” ungkap Public Relations Manager Ajinomoto Indonesia Katarina Larasati.
Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Rimbawan yang juga project leader kampanye SLP, memaparkan adanya pengurangan status anemia dan peningkatan status gizi pada siswa yang makan siang dengan baik dan bergizi. Menurutnya, dari pemberian makan siang, hasil yang signifikan adalah peningkatan asupan gizi yang terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan vitamin C.
“Ternyata makan siang meningkatkan kadar hemoglobin serta mengurangi prevalensi anemia yang signifikan,” ujar Rimbawan.
“Status gizi yang semula gemuk juga berkurang menjadi normal setelah menjalankan SLP. Ada juga beberapa yang semula underweight, namun setelah ada SLP terjadi peningkatan status gizi ke arah normal. Selain itu, SLP juga dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan PHBS secara signifikan,” lanjutnya.
Menurut Rimbawan, penggunaan bumbu umami membantu memperbaiki cita rasa dan variasi menu, sehingga menurunkan kejadian skipping meal atau melewatkan jam makan siang. Dengan demikian anak-anak menjadi lebih berselera untuk makan, asupan gizinya pun meningkat.
“Saya rasa pemenuhan asupan gizi anak usia sekolah ini menjadi penting, terutama di masa pandemi Covid-19. Saat ini kita dihadapkan dengan tantangan baru di mana para siswa dan santri ini melaksanakan Study From Home (SFH). Hal ini menjadikan tanggung jawab utama pemenuhan gizi anak sekolah bertumpu pada orangtua di rumah, sehingga channel edukasi gizi yang semula ditujukan kepada guru harus diubah sasarannya menjadi orang tua,” kata Rimbawan. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link