Melalui website resmi, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) menyebutkan bahwa 64,3 persen dari 1.305 responden memiliki masalah psikologis berupa cemas atau depresi. Yang mencengangkan lagi, 76,1 persennya dialami perempuan. Nah, parents perlu berhati-hati. Saat ayah-bunda stres hingga depresi, itu ternyata bisa berdampak pada anak lho!
—
TIDAK jarang, saat stres sudah di ubun-ubun, emosi akan keluar. Orang-orang di sekitar menjadi sasaran. Tak terkecuali anak. Mengelola stres itu PR yang berat. Tidak boleh dilewatkan begitu saja oleh orang tua.
Psikolog Saskhya Aulia Prima menuturkan, saat orang tua stres kemudian memilih untuk memendam lalu tetap berinteraksi dengan anak, kadang orang tua tidak 100 persen hadir untuk anak. Selain lebih mudah marah, orang tua berpotensi sulit fokus.
Co-founder Tiga Generasi itu menyebutkan, orang tua stres akan berdampak terhadap perilaku anak. Anak menjadi lebih menantang atau dikenal dengan sebutan anak lebih bandel. Perilaku anak, lanjut Saskhya, tidak sesuai ekspektasi orang tua. ’’Ada penelitian, anak usia 7–11 tahun akan memberikan respons fisik apabila orang tuanya menyembunyikan stres,” terangnya.
Apakah itu saja efeknya? Tunggu, bunda. Masih ada beberapa efek lain yang bisa juga muncul saat parents menyembunyikan stres dan tidak optimal dalam berinteraksi dengan anak.
Pertama, timbul kebingungan pada diri anak. Saskhya mengungkapkan, anak bakal merasa bahwa orang tuanya tidak memiliki waktu 100 persen untuk dirinya. Treatment orang tua kepada anak pun berubah-ubah.
Kedua, anak bakal sulit mengelola stres saat dewasa. Sebab, anak melihat orang tuanya ketika kecil. Orang tua menjadi role model buat anak. Perilaku orang tua terekam di memori anak.
Credit: Source link