JawaPos.com – Lukman Sardi berperan sebagai Ismail Marzuki dalam pertunjukan teater yang mengusung tajuk ‘Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi’. Pertunjukan ini digelar selama 2 hari berturut turut di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki pada Rabu dan Kamis (29-30 Juni 2022) tepat pada pukul 20.00 WIB.
Lukman Sardi melakukan pentas monolog untuk durasi yang cukup panjang selama sekitar 1 jam tanpa henti. Ada banyak tantangan yang dihadapinya dalam project ini, terutama dalam proses menghafalkan naskah yang cukup tebal.
Lukman Sardi mengaku awalnya dia khawatir tidak dapat menghafalkan naskah yang cukup tebal itu. Tapi setelah dijalani, dia bersyukur bisa melakukannya dengan baik berkat dukungan tim.
“Ada sebuah proses yang tadi aku bilang. Awalnya memang sempat khwatir, bisa nggak menghafal naskah sebegitu banyak. Tapi, yang juga penting memahami isi dari cerita itu sendiri. Mungkin bisa saja lupa atau apa, namanya manusia ya. Tapi pertunjukan harus tetap jalan,” kata Lukman Sardi usai pertunjukan, Rabu (29/6) malam.
Ada penampilan spesial dalam pertunjukan yang digelar Titimangsa dan Kawan Kawan Media bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek ini. Anak Lukman Sardi, Akiva Sardi, ikut tampil. Lukman Sardi mengaku bangga sang putra bisa main teater bersama dirinya.
“Sama dia sebenarnya sudah bukan hal aneh lagi. Kemarin juga sempat sama aku malah lebih banyak porsinya. Tapi ini kesempatan pertamanya untuk dia memegang biola dan memainkannya. Mungkin kalau kakeknya ada di sini beliau akan bangga,” kata Lukman Sardi.
Akiva di tempat yang sama mengungkapkan, dirinya tertarik terlibat dalam pertunjukan teater Ismail Marzuki: Senandung di Ujung Revolusi karena memang menyukai sejarah sejak kecil.”Saya memang suka sejarah dan mempelajari Ismail Marzuki, itu hal baru buat saya,” aku Akiva.
Pertunjukan teater tentang Ismail Marzuki ini menjadi bagian dari agenda Di Tepi Sejarah yang dibuat Titimangsa dengan mengangkat kisah perjalanan 5 tokoh terpilih yaitu Sjafruddin Prawiranegara, Kassian Chepas, Gombloh, Ismail Marzuki, dan Emiria Soenassa.
Credit: Source link