Angelina Jolie
Jakarta – Aktris dan utusan khusus badan pengungsi PBB, Angelina Jolie mengecam impunitas (pemberian kebebasan) di mana sejumlah oknum melakukan pemerkosaan di zona konflik dan penganiayaan terhadap perempuan dan anak-anak yang sangat rentan.
Hal itu disampaikan di Kenya dalam memperingatan Hari Pengungsi Sedunia. Ia mengunjungi sebuah pusat pelatihan bagaimana mencegah kekerasan seksual dalam konflik, serta bertemu dengan pengungsi dari konflik di Burundi, Sudan Selatan, Somalia dan Kongo.
“Kenyataannya, bahwa perempuan dan anak perempuan serta anak laki-laki dan laki-laki masih dapat diperkosa dengan kekebalan hukum di zona konflik di seluruh dunia. Masih ada kasus pemerkosaan dan penganiayaan yang mengerikan terhadap perempuan, anak-anak dan laki-laki oleh pasukan penjaga perdamaian yang dikirim untuk melindungi mereka, “katanya.
Kekerasan seksual, kata Jolie meningkat dilakukan oleh seseorang berseragam yang telah mengambil sumpah untuk mengayomi mereka. Perlakukan pengungsi yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak adalah ukuran kemanusiaan, kata mantan Brad Pitt menurut pernyataan dari badan pengungsi PBB.
“Mereka tidak hanya melarikan diri dari kekerasan atau penganiayaan yang ekstrem, kehilangan segalanya dan menyaksikan kematian anggota keluarga, tapi mereka juga harus menghadapi begitu banyak pelecehan dan ketidaktoleranan. Mereka melakukan yang terbaik untuk melakukan dukungan minimal mencoba menjalani kehidupan bermartabat melawan kemungkinan yang tidak mungkin, “kata Jolie.
Kenya adalah rumah bagi hampir 491.000 pengungsi dari konflik di negara-negara tetangga. Pengadilan Kenya baru-baru ini menghentikan pemerintah untuk menutup kamp pengungsian terbesar di dunia, Dadaab, dan mengirim lebih dari 200.000 orang kembali ke Somalia. Pengadilan mengatakan, pemerintah belum membuktikan Somalia aman bagi pengungsi untuk kembali.
TAGS : Angelina Jolie PBB Pengunsi Kenya
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/17891/Angelina-Jolie-Minta-Pengawasan-Pengungsi-Lebih-Baik/