JawaPos.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana membentuk Badan Penunjang Ekspor guna meningkatkan produk dalam negeri sehingga bisa menembus pasar manca negara. Ini bagian dari apa yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo yang ingin agar produk nasional bisa lebih dikenal lagi oleh dunia.
“Salah satu yang menjadi bagian penting dalam pengembangan produk nasional juga adalah bapak presiden mengamanatkan bagaimana kita mempunyai suatu badan penunjang ekspor,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (4/3).
Nantinya, Badan Penunjang Ekspor ini tersebut akan dikembangkan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional yang dapat dikembangkan untuk mempelajari dan mengeksekusi pasar-pasar tertentu menjadi target pasar produk dalam negeri.
“Sebenarnya kita sudah mempunyai direktorat jenderal pengembangan ekspor nasional, yang kita bisa kembangkan untuk menjadikan dewan penunjang ekspor tersebut sebagai yang bisa mempelajari dan mengeksekusikan pasar-pasar tertentu,” tuturnya.
Lutfi menjabarkan, pihaknya sudah menyiapkan industri apa saja yang akan jadi fokus ekspor nasional kedepannya. Di antaranya, Indonesia Islamic Fashion dan Indonesia Halal Industry. Namun, kedua industri ini harus digenjot terlebih dahulu di dalam negeri. Jika penerimaan dalam negeri sudah menjanjikan, selanjutnya bukan tidak mungkin kedua industri itu akan menguasai pasar dunia.
“2 market yang sangat besar, yang kalau bisa kita bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri, bukan suatu hal yang mustahil Indonesia akan menguasai pasar regional dan bahkan mendunia,” imbuhnya.
Menurutnya, ini akan menjadi penopang daripada dewan penunjang ekspor di bawah Kemendag yang mungkin nanti akan dicatu bentuknya bersama dengan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga akan memperluas hubungan dagangnya dengan pasar non tradisional. “Kita sudah menyiapkan beberapa pasar non tradisional yang kita sudah lihat, kita sudah pelajari, biasanya itu adalah negara-negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen,” ungkapnya.
Adapun daftar pasar-pasar non tradisional incaran Indonesia ke depan diantaranya, negara-negara yang tergabung dalam Eurasian Economic Union (EAEU) seperti Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan dan Kirgizstan.
Lalu, negara-negara yang tergabung dalam East African Community (EAC) seperti Burundi, Kenya, Rwanda, South Sudan, Tanzania, dan Uganda. Kemudian, negara-negara yang tergabung dalam Economic Community of East African State seperti Nigeria, Pantai Gading dan Ghana.
Selanjutnya, negara-negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, Qatar, Oman, dan Kuwait. Terakhir, negara-negara Amerika Latin, yang tergabung dalam Mercosur.
“Ini adalah pasar-pasar tradisional yang akan menjadi target dari perjanjian perdagangan kita di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link