JAKARTA, BALIPOST.com – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan surplus pada bulan Maret 2023, yakni sebesar Rp128,5 triliun atau setara dengan 0,61 persen Produk Domestik Bruto (PDB).
“APBN pada bulan Maret masih mencatatkan surplus ditopang kinerja belanja dalam tren yang baik dan pendapatan yang masih kuat,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (17/4).
Surplus kas negara pada bulan lalu tersebut tergolong cukup besar lantaran pada periode yang sama tahun lalu, surplus APBN hanya mencapai Rp 11,1 triliun atau 0,06 persen dari PDB.
Ia membeberkan tren yang baik pada kinerja belanja negara terlihat dari pertumbuhan 5,7 persen pada Maret 2023 dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy) dari Rp 490,7 triliun menjadi Rp 518,7 triliun atau merupakan 16,9 persen dari target Rp 3.061,2 triliun.
Realisasi tersebut meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp347,3 triliun atau tumbuh 15,5 persen (yoy) dan transfer ke daerah senilai Rp171,4 triliun atau minus 2,9 persen (yoy). “Penurunan transfer ke daerah disebabkan oleh persyaratan dana alokasi umum (DAU) yang sedang dilakukan pemerintah daerah,” ujarnya.
Menkeu melanjutkan belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian/lembaga (k/l) senilai Rp166,9 triliun atau melonjak 11,3 persen (yoy) serta belanja non k/l sebesar Rp180,3 triliun atau tumbuh 9,8 persen (yoy).
Sementara itu, pendapatan negara yang masih kuat terlihat dari peningkatan signifikan yakni 29 persen (yoy) dari Rp501,8 triliun menjadi Rp647,2 triliun pada bulan lalu atau setara dengan 26,3 persen dari target Rp2.463 triliun.
Capaian itu berasal dari penerimaan perpajakan yang sebesar Rp504,5 triliun atau melonjak 25,4 persen (yoy) serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp142,7 triliun atau naik 43,7 persen (yoy).
Penerimaan perpajakan terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp432,2 triliun atau 33,8 persen (yoy) serta kepabeanan dan cukai Rp72,2 triliun atau turun 8,9 persen (yoy).
Dengan adanya surplus APBN, dia mengungkapkan realisasi pembiayaan anggaran dalam tiga bulan tahun ini mencapai Rp203,7 triliun atau meningkat 45,8 persen (yoy) dari realisasi tiga bulan pertama pada tahun sebelumnya sebesar Rp139,8 triliun. “Kami merealisasikan pembiayaan dalam membangun ketahanan kas untuk mengantisipasi ketidakpastian di sektor keuangan global,” tuturnya.
Selain mengalami surplus, Sri Mulyani mengatakan APBN turut mencatat keseimbangan primer yang positif sebesar Rp139,6 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link