JawaPos.com – Pada tahun ini, Titanic bakal berusia 25 tahun. Meski sudah lama dirilis, film besutan James Cameron itu masih jadi salah satu drama romansa favorit penonton. Kisah cinta Jack (Leonardo DiCaprio) dan Rose (Kate Winslet) melegenda.
Untuk merayakan capaian tersebut, Paramount Pictures dan 20th Century Studios bakal merilis ulang Titanic. Jelang re-release film pemenang 11 piala Oscar itu pada bulan ini, Jim –sapaan Cameron– berbagi cerita di balik layar hingga pengaruh Titanic di luar industri film. Berikut ringkasan wawancara sang sutradara dengan Jawa Pos via Zoom pada Kamis (2/2).
—
Hai, Jim. Sebelum re-release tahun ini, Titanic pernah dirilis ulang pada 2012. Apakah ada perbedaan antara dua versi rilisan tersebut?
Pada 2012, kami merilisnya dalam format 3D. Di rilisan sekarang, tujuan kami tidak membuat filmnya lebih bagus. It’s really about the date. Tentang momen 25 tahun setelah Titanic dirilis. Kalau dibilang lebih bagus, tentu tidak bisa dimungkiri. Sebab, kita sekarang punya teknologi audiovisual yang dulunya tidak ada.
Apa yang mendasari film ini dirilis ulang di bioskop?
Di re-release, kami melihat dari sudut pandang penonton, bukan pembuat film. Dalam hidup, kita tumbuh, belajar, jatuh cinta, patah hati, dan bahkan kehilangan orang tersayang. Pengalaman itu membuat kita melihat hal secara berbeda. Termasuk film. Dengan rilis ulang, kami ingin menghidupkan kenangan kolektif para penonton Titanic, di mana pun mereka berada.
Selama melakukan persiapan re-release, apakah ada keinginan untuk mengurangi atau menambah footage Titanic?
Titanic cantik saat pertama dirilis, sampai sekarang pun masih cantik. Tidak ada yang ditambah atau dikurangi.
Titanic dirilis tidak jauh dari Avatar: The Way of Water, yang sama-sama berlatar air, tapi digarap dengan teknologi terkini. Bagaimana kamu melihat perbedaan teknik itu?
Nyaris seluruh bagian Avatar 2 dikerjakan dengan CG, yang notabene masih baru saat Titanic dirilis. Di Avatar, seluruh gerakan air diambil dengan performance capture. Dulu, kami pakai teknik yang ada. Kami membuat set air berskala besar untuk mendapat gambaran laut yang dimaui.
Kalau kami menggarap Titanic sekarang, bakal beda sekali tekniknya. Namun, keseluruhan cerita –keindahan lighting, musik, sampai dialog– tidak akan berubah.
Titanic masih jadi favorit fans untuk film romansa, meski latar ceritanya lebih dari seabad lalu. Apa yang menurutmu jadi pesona Titanic?
Karena Titanic lebih dari tentang kapal karam. Titanic menceritakan kerapuhan manusia –bagaimana bisa kapal megah yang disebut-sebut tak bakal karam, bisa tenggelam dan menewaskan ribuan penumpang? Titanic bercerita tentang Jack-Rose, harapan kalangan pekerja mencapai New York demi impiannya, dan keluarga-keluarga yang berubah setelah kehilangan orang tercinta di tragedi itu.
Apakah Titanic, yang dirilis 25 tahun lalu, masih relate dengan penonton saat ini?
Ya. Pertama, tentang kekuatan. Tanpa Jack, Rose mampu bertahan, bangkit, dan menjalani hidup dengan baik. Dia tetap ’’utuh’’ walau kehilangan kekasih di usia sangat muda. Kedua, menurutku, Titanic sangat mewakili problem lingkungan saat ini. Mari kita analogikan karang es yang memicu karamnya kapal sebagai pemanasan global, sedangkan manusia adalah Titanic.
Kita tahu ancaman itu ada dan makin dekat. Ketika kita ’’menabrak” es, yang pertama menjadi korban adalah kalangan menengah-bawah. Padahal, ’’kapalnya’’ dibangun mereka yang ada di kalangan atas. Pertanyaannya, apakah yang bisa kita lakukan agar tak karam? Mampukah kita menyiapkan sekocinya?
—
TRIVIA
– Di Amerika Utara, Titanic edisi perayaan 25 tahun rilis akan ditayangkan pada 14 Februari. Hingga kini, belum ada keterangan terkait tanggal rilis di Indonesia.
– Jim menyatakan, proses casting Rose lebih cepat daripada Jack. Bahkan, Kate Winslet menyaksikan tim produksi saat melakukan camera test pada Leonardo DiCaprio.
– Setelah casting tahap awal, Jim mendapat sepucuk mawar dengan surat bertulis I’m your Rose dari Kate Winslet.
– Tim produksi sempat jadi tontonan warga saat membangun set kapal Titanic dengan skala nyaris mendekati asli di Baja California Norte, Meksiko.
Credit: Source link