JawaPos.com – Semua sektor bisnis ikut terpapar akibat wabah pandemi Covid-19. Termasuk bisnis ritel kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman yang berada di supermarket.
Dewan Penasihat Hippindo Tutum Rahanta mengungkapkan, hingga saat ini bisnis di sektor tersebut masih diliputi ke tidakpastian yang tinggi. Sehingga, kebijakan pembatasan yang berdampak pada jam operasional pusat perbelanjaan atau mall membuat industri supermarket di dalam mall juga terpengaruh.
“Semua ketidakpastian masih tinggi, ya satu-satunya cara untuk bertahan adalah menutup toko yang (pendapatannya) jelek,” ujarnya saat dihubungi oleh JawaPos.com, Rabu (3/2).
Tutum mengaku, hingga saat ini pihaknya belum menemui titik terang kecuali proses pelaksanaan vaksinasi yang berjalan kondusif. Sebab, jika vaksinasi berjalan lancar, maka sektor industri lainnya juga ikut bangkit. Jika sektor industri lainnya bangkit, maka pengangguran dapat menurun dan pendapatan para pekerja juga kembali stabil.
Sebab, kata Tutum, bisnis supermarket yang menyangkut kebutuhan pokok sangat bergantung dari daya beli masyarakat. “Supermarket jadi kebutuhan sehari-hari siapapun pasti perlu. tergantung daya beli,” ucapnya.
Tutup memandang, kebijakan pembatasan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sejenisnya tidak dapat membantu penyebaran Covid-19 yang angkanya masih tinggi.
“Masih belum bisa kita tebak karena pandemi ini tetap belum ada titik terangnya kecuali satu vaksin. Kebujakan PSBB kita masih belum ada tanda-tanda perbaikan,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link