JawaPos.com–Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan hasil analisis prakiraan cuaca dan peringatan dini hujan ringan. Kondisi itu berpotensi terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia dari mulai Aceh hingga Papua, hari ini (7/11).
Prakirawan BMKG Maria Klaudiana Djiling mengatakan, kota-kota besar dari Pulau Sumatra hari ini (7/11) berpotensi hujan dengan intensitas ringan yang diperkirakan terjadi di Kota Padang, Jambi, Bandarlampung, dan Pangkalpinang. Sedangkan hujan dengan intensitas sedang diperkirakan terjadi di Kota Banda Aceh.
”Waspadai potensi hujan petir yang diprakirakan terjadi di Kota Medan, Kota Pekanbaru, Kota Tanjungpinang, Kota Palembang, dan Kota Bengkulu,” ujar Maria Klaudiana Djiling seperti dilansir dari Antara, Senin (7/11).
Bergeser ke Pulau Jawa, lanjut dia, BMKG menyatakan Kota Serang, Kota Jakarta, Kota Bandung, dan Kota Semarang, diprakirakan turun hujan dengan intensitas sedang. Potensi hujan petir yang diperkirakan terjadi di Kota Surabaya dan Jogjakarta.
Sementara itu, kota-kota besar yang terletak di Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara, yakni Kota Denpasar dan Kota Kupang, diperkirakan turun hujan dengan intensitas ringan. Sedangkan, Kota Mataram berpotensi hujan dengan intensitas sedang.
Selanjutnya untuk kota-kota besar di Pulau Kalimantan terkhusus Kota Tanjung Selor, Kota Palangkaraya, dan Banjarmasin, berpotensi hujan dengan intensitas ringan. Kemudian, Kota Pontianak berpotensi hujan dengan intensitas sedang. BMKG meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan petir yang diprakirakan terjadi di Kota Samarinda, hari ini (7/11).
Berdasar prakiraan BMKG, kota-kota besar di Sulawesi mulai dari Kendari, Makassar, dan Mamuju, umumnya berpotensi hujan dengan intensitas ringan. Hujan petir berpotensi terjadi di Kota Palu dan Manado. Sedangkan, Kota Gorontalo umumnya cuaca berawan dengan suhu udara berkisar antara 23 hingga 33 derajat Celcius.
”Kota-kota besar di wilayah Indonesia Timur umumnya berpotensi hujan dengan intensitas ringan, kecuali di Kota Ambon perlu diwaspadai karena berpotensi hujan yang disertai kilat atau petir,” papar Maria.
Dia menambahkan, sirkulasi siklonik atau pusaran angin terpantau berada di Teluk Benggala di perairan barat laut Aceh, kemudian di Samudra Hindia Barat Bengkulu, Laut China Selatan, dan perairan Filipina. Siklon itu membentuk daerah pertemuan angin atau konvergensi di Samudra Hindia barat Aceh hingga Selat Malaka dari Sumatera Barat hingga Samudra Hindia sebelah barat Banten, Laut China Selatan, sebelah utara Kalimantan Utara, Filipina, dan Laut Filipina.
”Terpantau juga daerah konfluensi di Samudra Hindia barat daya Banten, Laut Sulawesi, dan Laut Filipina,” terang Maria.
Daerah konvergensi lainnya juga terpantau memanjang di Laut China Selatan hingga Laut Jawa bagian barat dari Laut Jawa utara di Jawa Timur hingga Samudra Hindia di selatan Banten dari Kalimantan Barat bagian selatan hingga Kalimantan Timur, Sulawesi bagian tengah, dan Papua Barat hingga Papua. Kondisi itu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut.
”Pada 7 November, status siaga terdapat di wilayah Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jogjakarta. Sedangkan status siaga pada 8 November, terletak di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah,” ucap Maria Klaudiana Djiling.
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : Antara
Credit: Source link