Daftar 7 Kasus Kematian Terkait Hepatitis Misterius, DKI Terbanyak

by

in

JawaPos.com – Kementerian Kesehatan mengumumkan sejauh ini ada 7 anak meninggal terkait dengan penyakit hepatitis misterius. Akan tetapi, merujuk status kasus yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai saat ini belum ada pasien yang masih dirawat atau meninggal yang dinyatakan sebagai pasien terkonfirmasi positif hepatitis misterius.

Sedikitnya ada 5 status yang dikaitkan dengan kasus hepatitis misterius. Yakni terkonfirmasi, probable, epi-linked, pending classification, hingga discarded.

Data resmi secara nasional, total sudah 18 kasus yang dilaporkan dan dikaitkan dengan Covid-19. Dari 18 kasus, 7 di antaranya meninggal dunia. Apakah semuanya meninggal karena hepatitis misterius?

“Dari 7 meninggal itu, belum ada yang dinyatakan positif hepatitis akut ‘unknown’ ini lho, ingat ya. Jadi baru satu yang dinyatakan probable, yang lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan,” tegas Direktur RS Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril, SpP yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan penyakit hepatitis misterius, dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan, Jumat (13/5).

Probable, adalah pasien dengan gejala mirip hepatitis seperti diare, demam, mual, muntah dan sakit kuning serta pemeriksaan enzim hati di atas 500 IU/L. Epi-Linked, adalah pasien yang kontak erat dengan pasien probable dan dengan gejala. Pending Classification, adalah pasien yang sudah dirawat namun hasilnya belum diketahui. Dan Discarded, artinya disingkirkan atau tak terbukti, karena pasien memiliki penyebab lain.

Dari 7 kasus kematian itu, DKI Jakarta yang paling banyak angkanya. Berikut rincian 7 kematian anak yang dikaitkan dengan hepatitis misterius, antara lain :

1. Anak berinisial AZR, usia 8 tahun, perempuan, Jakarta Barat, memiliki nilai enzim hati atau pemeriksaan SGOT 744, SGPT 1055, negatif hepatitis A, B, C, D, dan E, berstatus Probable.

2. Anak berinisial RZK, usia 1 tahun, laki-laki, Jakarta Timur, memiliki nilai enzim hati atau pemeriksaan SGOT 31113, SGPT 5617, negatif hepatitis A, B, C, D, dan E, berstatus Pending Classification.

3. Anak berinisial ASZ, usia 10 tahun, laki-laki, Jakarta Timur, memiliki nilai enzim hati atau pemeriksaan SGOT 22300, SGPT 4641, disertai dengan penyakit Dengue Shock. Statusnya disingkirkan atau Discarded.

4. Anak berinisial NY, usia 2 bulan, laki-laki, Solok Sumatera Barat, memiliki nilai enzim hati SGOT 12780, SGPT 2250, negatif hepatitis A, B, C, D, dan E, berstatus Pending Classification.

5. Anak berinisial NMS, usia 10 tahun, laki-laki, Jakarta Utara, negatif hepatitis A, B, C, D, dan E, berstatus pending classification.

6. Anak berinisial ABF, usia 7 tahun, perempuan, Samarinda Kalimantan Timur, negatif hepatitis A, B, C, D, dan E, berstatus pending classification.

7. Anak berinisial SAM, usia 7 tahun, perempuan, Bangka Belitung, negatif hepatitis A, B, C, D, dan E, disertai dengan penyakit Dengue Shock, statusnya disingkirkan atau Discarded.

Total sejauh ini ada 18 kasus secara resmi di Indonesia yang dikaitkan dengan hepatitis misterius dengan berbagai status yang berbeda. Dari 18 kasus, 7 anak meninggal. Dari 18 kasus, DKI Jakarta 12 orang, Bangka Belitung 1 orang, Jawa Barat 1 orang, Jawa Timur 1 orang, Kalimantan Timur 1 orang, Sumatera Barat 1 orang, dan Sumatera Utara 1 orang.


Credit: Source link