DENPASAR, BALIPOST.com – Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali telah berjalan sukses. Bahkan, banyak hikmah yang didapat.
Mulai dari persiapan hingga puncak penyelenggaraan G20 di Bali, sudah tampak pulihnya pariwisata dan ekonomi. Sehingga, KTT G20 ini telah mempercepat pemulihan ekonomi, baik lokal, nasional hingga global.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran Gubernur Bali, Wayan Koster dalam memfasilitasi penyelengaraan KTT G20 ini. Apalagi, para pelaku UMKM khususnya
di Bali dilibatkan langsung dalam event internasional ini.
Di samping juga melibatkan sektor ekonomi lainnya. Keberhasilan Gubernur Koster ini pun diapresiasi.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa (FEB Unwar), Dr. Made Sara, S.E.,M.P., mengatakan, puncak kegiatan KTT G20 yang berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 telah dipersiapkan selama setahun terakhir.
Sara mengatakan berbagai rangkaian kegiatan melalui pertemuan-pertemuan pendahuluan telah dilakukan. Diperkirakan, paling tidak sebanyak 438 event yang
berlangsung dan side event telah berlangsung di 25 kota di Indonesia.
Ini diharapkan berdampak secara langsung dan sekaligus membawa peluang bagi Indonesia, khususnya Bali pasca COVID-19. Sara mengatakan bagi Bali yang merasakan dampak yang sangat berat dari pandemi COVID-19, sangat berharap penyelenggaraan KTT G20 dapat membangkitkan kembali pariwisata Bali pasca pandemi COVID-19.
Masyarakat Bali ingin merasakan dampak positif secara langsung melalui pertumbuhan sektor transportasi, akomodasi, UMKM, dan pariwisata. Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan akan dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru di berbagai sektor.
“Sejak diputuskan Indonesia sebagai penyelenggara Presidensi G20, pemerintah langsung melakukan penyiapan infrastruktur penunjang. Melalui tema yang diangkat ‘Recover Together, Recover Stronger’ mengharapkan agar negara-negara di dunia dapat segera pulih dari pandemi bersama-sama di berbagai sektor yang mempunyai ketahanan dan keberlanjutan,” ujar Made Sara.
Apalagi, lanjut Made Sara bahwa KTT G20 membahas tiga hal yang terkait sektor kesehatan yang akan dilakukan dengan kalaborasi. Yaitu, sistem ketahanan kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global, pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan sebagai respons krisis kesehatan.
Oleh karena itu, penyelenggaraan KTT G20 diyakini membawa manfaat ekonomi 2 kali lipat secara makro dibandingkan dengan penyelenggaaan acara “Annual Meeting IMF Word Bank” pada 2018 yang berlansung selama tujuh hari. “Apakah dampak nyata bagi pengembangan ekonomi masyarakat Bali pascapandemi COVID-19, mari kita tunggu. Karena kegiatan KTT G20 baru dimulai tanggal 15 hingga 16 November 2022. Yang jelas sementara dapat kita lihat beberapa kawasan yang menuju dan jalur-jalur yang menuju ke Nusa Dua semakin cantik dan rapi. Semoga juga para petani ternak yang memiliki peliharaan yang ada di Nusa Dua dengan pembatasan kegiatan juga terdampak positif dari kegiatan KTT G20,” tandasnya.
Made Sara pun mengakui, berhasilnya penyelenggaraan KTT G20 tidak terlepas dari kesiapan Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Koster dalam mempersiapkan dan memfasilitasi penyelenggaraan event ini. Ini tentu tidak terlepas dari Bali sebagai tempat penyelenggaraan yang aman, nyaman, dan ramah.
Dengan demikian, menjadikan Indonesia khususnya Bali semakin dipercaya sebagai tujuan investasi dan pusat perdamaian dunia. “Semua ini merupakan keuntungan yang tidak dapat dinilai dengan uang atau materi semata, dan membuktikan Bali sebagai jembatan emas untuk perdamaian dan menjaga stabilitas dunia dan pembangunan ekonomi Indonesia dan dunia,” tegasnya.
Menjadi tempat perhelatan 20 kepala negara penyumbang kontribusi terbesar di dunia, bukan perkara mudah. Perlu persiapan matang dengan manajemen kepemimpinan yang cerdas dan all out. Wayan Koster sebagai Gubernur Bali memiliki tugas berat untuk itu.
Kepemimpinan itu pun mendapat apresiasi, karena pelaksanaan G20 ini memerlukan manajemen yang sangat luar biasa. “Karena harus benar-benar perfect, sempurna dalam perjalanan hingga puncak acara dan itu sudah dilakukan Gubernur Koster bekerjasama dengan pemerintah pusat, sangat rapi, sukses. Saya memantau itu luar biasa, itu semua berkat kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster yang mendukung semua persiapan yang dilakukan panitia pusat dan panitia daerah,” kata Prof. IB Raka Suardana, akademisi dari Undiknas, Rabu (16/11).
Manajemen kepemimpinan Gubernur Koster tidak hanya terlihat dari kemampuannya membawa proyek infrastruktur ke Bali tapi juga kemampuannya memanajemen krama Bali agar tetap kondisi Bali kondusif selama acara. Hal itu berkat komunikasi intensif dan menyeluruh yang dilakukan Gubernur Koster lewat media massa maupun media digital.
Masyarakat Bali yang sebagian besar bekerja pada bidang pariwisata pun mengerti akan kondisi tersebut. “Bahwa event G20 merupakan event dunia, banyak kepala negara dan tamu negara hadir, itu luar biasa. Gubernur Koster sukses mengomunikasikan hal tersebut kepada krama Bali dengan menggunakan berbagai media,” ujarnya.
Komunikasi tersebut berjalan dengan manajemen media yang baik. Selain itu, fasilitasi Gubernur Koster membawa infrastruktur ke Bali dalam rangka G20, sehingga akan memberi multiplier effect bagi krama Bali, insan pariwisata Bali dan ekonomi Bali.
Secara langsung, komunikasi yang baik juga membuat UMKM dan seni budaya Bali bisa tampil di venue venue utama KTT G20. Semuanya tidak akan berjalan lancar tanpa ada manajemen dan komunikasi yang baik, dan menurut Prof. Raka, Gubernur Koster mampu menjalankannya dengan baik. (kmb/balipost)
Credit: Source link