MANGUPURA, BALIPOST.com – Terkait antrean panjang truk dan kendaraan ber-BBM solar akhir-akhir ini, anggota Satintelkam Polres Badung langsung berkoordinasi dengan pengelola SPBU. Hasil koordinasi tersebut terungkap adanya keterbatasan BBM subsidi di beberapa SPBU dan penyesuaian kuota.
Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan menjelang tahun baru 2023 terjadi kekosongan BBM di SPBU. Menurut Kasi Humas Polres Badung Iptu Ketut Sudana, Selasa (6/12) menjelaskan, informasi yang ia peroleh dari Satintelkam telah berkoordinasi dengan sejumlah SPBU.
Seperti hasil koordinasi dengan pengelola SPBU di Jalan Raya Sempidi, Mengwi, Badung, pada intinya ada pembatasan/penyesuaian kuota BBM yang bersubsidi yakni Bio Solar dan Pertalite. Penyesuaian kuota BBM subsidi berawal BPH Migas telah diberikan kuota kepada masing-masing SPBU untuk dikelola sebaik-baiknya hingga akhir tahun dan telah diatur sedemikian rupa.
Untuk saat ini permintaan DO BBM bersubsidi hanya diberikan setengah dari permintaan, namun pengiriman tetap berjalan walau terdapat keterlambatan di perjalanan. Terkait antrean mulai mengalami peningkatan dan meminta bantuan untuk ditempatkan personel kepolisian agar tidak terjadi kemacetan.
Hal sama juga disampaikan pengelola SPBU di Jalan Raya Kapal, Mengwi, Badung. Keterbatasan stok di beberapa SPBU disebabkan karena kebutuhan BBM masyarakat tahun ini di 2022 mengacu pada kebutuhan penyaluran BBM tahun lalu yakni 2021.
Pada 2021 permintaan/kebutuhan BBM masyatakat sedikit karena masa pandemi COVID-19, sedangkan tahun 2022 permintaan/kebutuhan BBM masyarakat mulai meningkat sehingga Pertamina mengalami kesulitan. Selanjutnya diambil alih oleh BPH Migas untuk melakukan pengawasan dan penyesuaian dengan sistem kuota agar dalam tahun ini tidak terjadi kekosongan yang parah.
“Di SPBU Kapal yang lokasinya di jalur utama Denpasar-Gilimanuk, BBM subsidi hanya bertahan selama 5 jam dari pengiriman. Setiap harinya pasti akan ada pengiriman namun untuk jamnya tidak dapat dipastikan. Sedangkan untuk antrean panjang pasti akan tetap ada, terlebih adanya kekosongan di SPBU Abiantuwung Tabanan dan Sempidi,” ujarnya.
Kesimpulannya, lanjut Sudana, terjadinya keterbatasan BBM subsidi di beberapa SPBU disebabkan karena adanya pembatasan kuota dan penyesuaian kuota BBM. Kebutuhan BBM masyarakat tahun ini mengacu pada tahun 2021, dimana pada saat itu kebutuhan BBM mengalami penurunan karena adanya pandemi Covid-19. Fakta di lapangan kebutuhan BBM subsidi tahun ini mengalami peningkatan dan hal tersebut menjadi penyebab adanya pembatasan kuota BBM yang menyebabkan stok di masing-masing SPBU terbatas.
“Tidak menutup kemungkinan pada pertengahan sampai akhir tahun 2022 akan terjadi kekosongan BBM di SPBU. Pasalnya mulai adanya peningkatan aktivitas masyarakat sehingga kebutuhan BBM meningkat, sedangkan terjadi pembatasan kuota oleh BPH Migas,” tegasnya.
Sedangkan personel Satlantas Polres Badung dikerahkan ke sejumlah SPBU. Polantas berkoordinasi dengan pengelola SPBU agar tetap memperhatikan kelancaran arus lalu lintas. Dengan demikian mobilitas kendaraan di SPBU tidak terus mengalami kemacetan. Hal sama juga dilakukan di SPBU Kapal, Mengwi. Bahkan polisi pasang barier dan traffic cone sehingga tidak mengganggu laju kendaraan yang berlawanan arah. (Kerta Negara/balipost)
Credit: Source link