Anggota Komisi IX, Saleh Partaonan Daulay.
Jakarta, Jurnas.com – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah untuk menjelaskan secara terbuka perekrutan lembaga pelatihan Kartu Prakerja, termasuk keterlibatan perusahaan start up, Ruangguru dalam proyek Kartu Prakerja senilai Rp 5,6 Triliun tersebut.
Pasalnya, salah satu pendiri Ruangguru, Adamas Belva Devara merupakan salah satu staf khusus (Stafsus) Presiden Jokowi dari kalangan milenial.
“Ruangguru ini kan diketahui adalah milik salah seorang staf khusus presiden. Dan sekarang banyak dipertanyakan oleh masyarakat. Apakah startup ruangguru ini sudah mengikuti seleksi sebelumnya? Atau ditetapkan saja oleh PMO (project management officer)?” tanya Saleh, Kamis (16/04/2020).
Menurut Saleh, informasi mengenai seleksi lembaga pelatihan untuk kartu prakerja sangat terbatas.
“Saya tidak tahu apakah ada pendaftaran dan seleksi pada lembaga pelatihan yang ingin bergabung? Setidaknya, informasi terkait keterlibatan lembaga-lembaga pelatihan dalam program kartu Prakerja dinilai sangat terbatas,” katanya.
Untuk itu, Saleh meminta pemerintah untuk segera menjelaskan dengan detail dan transparan kepada masyarakat.
Hal ini perlu dilakukan agar tidak menimbulkan perdebatan dan kecemburuan bagi lembaga – lembaga pelatihan yang ada.
“Pemerintah diminta untuk memberikan penjelasan. Dengan begitu, program ini dapat dilaksanakan dan mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat,” katanya.
Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR ini mengatakan, kartu Prakerja sejatinya sangat diharapkan untuk dapat mendatangkan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Oleh karena itu, program tersebut harus direncanakan secara matang. Semua aspek terkait harus dipelajari dengan baik.
Selain soal anggarannya, ada banyak hal lain yang sangat perlu diperhatikan pada program kartu prakerja tersebut.
Antara lain, soal kepesertaan, proses seleksi, persebaran kepesertaan, metode pelatihan, lembaga pelatihan, dan link and match-nya dengan dunia usaha.
Dari sekian banyak hal yang perlu diperhatikan tersebut, tentu keberadaan lembaga pelatihan perlu disoroti secara serius. Sebab, salah satu kunci keberhasilan program ini terletak pada lembaga pelatihan yang diajak kerja sama.
Sebagaimana disebutkan pemerintah, setiap pelatihan kerja yang dilakukan, pemerintah menyiapkan 3,55 juta per orang.
Dan dari 3,55 juta itu, 1 juta diantaranya akan dipergunakan untuk biaya pelatihan. Kelihatannya, lembaga pelatihan yang diajak bekerjasama akan mendapatkan insentif dari yang 1 juta tersebut.
“Dengan dinaikkannya anggaran program kartu prakerja menjadi 20 Triliun, tingkat kepesertaanya pun naik. Dari yang tadinya target sasaran 2 juta orang, sekarang berubah menjadi menjadi 5,6 juta orang. Jumlah ini tentu sangat besar,” katanya.
“Wajar kemudian jika ada orang yang mempersoalkan keterlibatan lembaga-lembaga pelatihan. Sebab, peserta yang akan dilatih 5,6 juta orang. Lalu berapa kira-kira yang akan diperoleh lembaga itu per orang? Berapa orang yang dapat dilatih oleh setiap lembaga?” Imbuh dia.
TAGS : Ruang Guru Kartu Prakerja Saleh
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin