Filosofi Pribumi dan Busana Tempo Dulu Lewat Serial Foto Fiktif

JawaPos.com – Fashion dan seni digital menghasilkan karya serial foto fiktif yang indah. Karya itu merupakan kolaborasi label PURANA dan seniman digital Agan Harahap dalam PURANA X Agan Harahap Vol. 2 dengan tema ‘Mardijker Photo Studio’.

Koleksi yang siap mengulang kesuksesan PURANA X Agan Harahap Vol. 1, koleksi ini memiliki ciri khas potret tempo doeloe, yang memperlihatkan orang-orang yang berbusana adat Indonesia dan pakaian Eropa. Namun, apabila diperhatikan lebih teliti, busana adat Indonesia justru dipakai orang-orang Eropa, sementara pakaian Eropa dikenakan oleh orang-orang Indonesia.

Mereka yang tampak pada sederetan potret dalam serial MPS mewakili kaum mardijker, yaitu kelompok masyarakat yang secara etnis dibentuk oleh keturunan budak yang telah dimerdekakan dan keturunan perkawinan campuran dengan orang Eropa. Setelah pengakuan kedaulatan RI pada 1949, identitas kebangsaan para mardijker ini menjadi tidak jelas.

“MPS adalah salah satu karya saya yang akan tetap relevan sampai kapanpun selama kita sebagai sebuah bangsa masih disibukkan dengan persoalan identitas berupa pertanyaan seperti ‘apa agamamu’ atau ‘kamu aslinya orang mana’,” kata Agan.

Ia menekankan bahwa MPS bercerita dan mencoba mengkritisi identitas bangsa Indonesia. Salah satunya tentang filosofi pribumi.

“Apa itu pribumi, apa itu pendatang, dan pentingnya proses akulturasi yang membentuk kita sebagai satu kesatuan sampai hari ini,” kata Agan.

Anggaplah fashion sebagai salah satu penanda identitas, maka tampilnya MPS pada busana dapat menyampaikan pesan dan ceritanya kepada audiens yang lebih luas. Direktur kreatif PURANA, Nonita Respati, melihat kesempatan emas untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya nasionalisme Indonesia dengan kolaborasi bersama Agan. Melalui karya kolaboratif ini, Nonita menemukan jalan untuk berbagi kenangan masa kecil dan remajanya sebagai bagian dari keluarga keraton yang sangat sering memakai busana adat.

“Sejak kecil, saya memakai busana adat bukan hanya pada perayaan hari nasional atau saat diwajibkan oleh sekolah saja, tetapi juga di kehidupan sehari-hari untuk berbagai acara seremonial,” kata Nonita.

Baginya, busana adat dengan sederetan aksesorinya adalah produk budaya yang memiliki nilai craftmanship tinggi, yang untuk memakainya pun memerlukan ketekunan dan keterampilan tersendiri. “Saya merasa bangsa Indonesia perlu mempertahankan kebanggaan akan busana adatnya, juga banyak aspek kebudayaan lainnya, dan perasaan ini sejalan dengan apa yang disampaikan Agan melalui Mardijker Photo Studio,” kata Nonita.

PURANA X Agan Harahap Vol. 2 banyak memakai kembali formula dari koleksi kolaborasi sebelumnya, yaitu esensi busana casual, ready-to-wear sehari-hari yang nyaman dipakai. Hanya saja, kali ini PURANA mengaplikasikan lebih banyak intrikasi desain untuk mencapai tampilan yang lebih dressed-up.

Juga seperti kolaborasi sebelumnya, dalam koleksi PURANA X Agan Harahap Vol. 2 terdapat pilihan menswear yang tetap pantas dipakai oleh perempuan (uniseks). Kejutan istimewa pun hadir dalam bentuk t-shirt yang untuk pertama kalinya diproduksi oleh PURANA.

“Kami mengerti saat ini setelah pandemi, orang harus melalui masa resesi ekonomi, sehingga harga koleksi masih dalam kisaran yang terjangkau yaitu di angka 999.000 untuk harga tertinggi,” kata Nonita.

Koleksi PURANA X Agan Harahap Vol. 2 terdiri dari shirt dress dan outerwear yang selama ini dikenal sebagai spesialisasi PURANA. Ada pula kimono dan kemeja uniseks dengan ciri khas cross-pattern antara pola kotak-kotak yang berbeda-beda. Tak lupa aplikasi foto-foto karya Agan yang dicetak sebagai patchwork dan ditempelkan pada baju.

“Bahan yang dipakai untuk koleksi ini pun sangat nyaman dikenakan, karena dipilih yang terbuat dari serat alami untuk katun, denim, linen, dan jersey kaus dari katun,” kata Nonita.

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link