JawaPos.com – Pandemi selama kurang lebih dua tahun juga berdampak pada industri otomotif. Berbagai event komunitas ditiadakan. Distribusi suku cadang dan mesin juga terhambat karena regulasi antisipasi persebaran Covid-19. Sejumlah penghobi otomotif pun harus serba-irit karena kondisi ekonomi.
Dampak pandemi di industri otomotif pun berpengaruh ke program realitas otomotif NET, Garage Life. Memasuki 2020, program yang mulai mengudara sejak November 2016 itu terpaksa harus rehat tayang menyusul dampak pandemi.
’’Meskipun berhenti tayang, sebenarnya selama pandemi dua tahun, kami sesekali ada kegiatan syuting untuk konten. Tentu dengan prosedur kesehatan,’’ ujar produser Garage Life Bima Indra Sakti saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Seiring dengan membaiknya situasi, roda industri otomotif mulai bergerak. Berbagai kegiatan –baik dalam maupun luar negeri– sudah diadakan kembali. Menurut Bima, itulah saat yang tepat bagi Garage Life untuk kembali mengudara. Apalagi, tim produksi sudah punya tabungan konten untuk disiarkan. ’’Sejak awal tahun ini, kami mulai syuting besar seperti biasa lagi,’’ tambah Bima.
Secara garis besar, Garage Life tidak banyak berubah. Program yang kini memasuki musim keempat itu masih dipandu tiga host andalan. Yakni, Veroland (custom builder), Iman Kusumo (shop owner dan modifikator), dan Jujuk Margono (kreator konten otomotif).
Setelah tiga tahun rehat membawakan acara, kini ketiga host dinilai lebih kuat dan lebih kaya wawasan karena sudah bertahan melewati masa pandemi. Vero dan Iman lebih terasah karena berhasil mempertahankan bisnis otomotif mereka. Jujuk semakin berkembang karena mendalami dunia konten digital otomotif.
Format acara pun cenderung tetap. Penonton –terlebih yang tertarik dengan otomotif– akan menyaksikan bagaimana ketiga host mengajak mereka melihat berbagai aktivitas. Mulai modifikasi otomotif atau custom culture hingga event otomotif, baik di dalam maupun luar negeri. Narasumber yang dihadirkan, antara lain, penghobi, pemilik bengkel, serta komunitas.
Konsep program pun dibuat santai. Ketiga host dan tim produksi akan mengunjungi lokasi narasumber. Mereka lantas mengajak sang narasumber mengobrol santai tanpa arahan teknis yang detail. Jadi, benar-benar kasual dan realistis.
Untuk event otomotif, tim produksi NET beserta ketiga host sangat terbantu dengan peraturan pandemi yang dilonggarkan. Mereka sempat diundang ke berbagai event otomotif untuk meliput dan bertemu dengan sejumlah narasumber otomotif.
Bima menambahkan bahwa di musim keempat, Garage Life juga punya tujuan khusus. Jika di musim pertama sampai ketiga tujuannya adalah pengenalan kultur otomotif, di musim ini para host akan menampilkan lebih banyak cerita. Entah cerita personal mereka ataupun narasumber dan komunitas yang mereka undang. ’’Tentu lebih detail dan interaktif,’’ tambah Bima.
Selain cerita, Bima menyatakan bahwa tim Garage Life musim keempat akan memperbanyak konten how to. Yakni, informasi seputar otomotif yang tidak hanya berguna bagi penghobi, tetapi juga bagi masyarakat awam. Misalnya, pemilik kendaraan bermotor standar. Dengan demikian, penonton Garage Life akan lebih luas.
Agar pesan dan informasi tersampaikan, Bima harus bisa berkoordinasi dengan para host. ’’Bagaimana caranya ide dan pesan mereka itu bisa disampaikan dengan bahasa yang mudah dan nggak terlalu teknis. Kami diskusi terus sih,’’ papar Bima.
Dengan adanya program realitas otomotif, Bima berharap masyarakat awam mulai memandang dunia otomotif serta custom culture dengan lebih dekat. Bukan hanya soal teknis, melainkan juga cerita menarik di baliknya. Bukan tidak mungkin program tersebut melahirkan generasi entrepreneur dan kreatif baru. ’’Pas saya tanya ke beberapa anak, ada yang cita-citanya mau buka bengkel lho, haha,’’ seloroh Bima.
Credit: Source link