JawaPos.com–Sedang pandemi Covid-19, siapa bilang tak bisa membaca di perpustakaan? Justru saat ini dengan membaca bisa lebih berkreasi dan berinovasi sambil mengembangkan bisnis pada era pandemi.
Konsep transformasi layanan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berbasis inklusi sosial menjawab keresahan dan kekhawatiran masyarakat pada situasi pandemi Covid-19. Caranya dengan melibatkan peran aktif masyarakat lewat bermacam aktivitas transformasi pengetahuan (transfer knowledge), seperti pelatihan, tutorial, dan pendampingan kegiatan yang memiliki nilai ekonomis. Masyarakat yang terdampak, akan berdampak positif pada kesejahteraannya dengan budaya literasi.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan program itu merupakan konsep untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.
”Ilmu-ilmu di perpustakaan kami bagikan kepada masyarakat luas. Termasuk masyarakat yang termajinalkan yang selama ini merasa tak lagi mendapat hak pendidikan karena masalah sosial dan ekonominya,” kata Syarif Bando saat diskusi bertema Transformasi Layanan Perpustakaan Untuk Pemulihan Ekonomi di Era Covid-19.
Dengan budaya literasi dan pelatihan, masyarakat akan mendapatkan pendampingan pilihan ekonomi. Pihaknya lalu mencarikan informasi agar bisa dipraktikkan membangun usaha mikro sekelas home industry.
”Mereka bisa bangkit dengan mengembangkan usaha sendiri baik 1 bahkan 2 yang selama ini tidak dibayangkan. Jadi kami ajari yang tak sekadar baca, tapi bisa bertransformasi dan membuka usaha. Baik itu mulai suplier ikan lele, bebek, pengolahan kopi, dan lainnya yang berasal dari alam, maupun buatan,” ungkap Syarif Bando.
Menurut dia, peran perpustakaan dalam membentuk manusia yang unggul bersumber pada kedalaman pengetahuan yang dimiliki atau literasi. Literasi yang diperoleh dari keaktifan membaca bukan teks namun sudah mampu memahami konteks.
”Kualitas intelektual yang dapat dengan mudah menemukan ide-ide, gagasan atau kreativitas ataupun inovasi baru yang berujung pada kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi khalayak luas. SDM yang unggul dan berdaya saing adalah keberhasilan dari produk literasi sehingga seseorang bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan meminimalisir pengangguran,” ujar Syarif Bando.
Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami mengatakan, program literasi dengan berbasis inklusi sosial yang melibatkan semua kelompok masyarakat atau komunitas sangat berguna. Sehingga dapat membantu bagi yang perekonomian terdampak pandemi Covid-19.
”Mereka yang peduli akan literasi dan mau berubah akhirnya mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi dengan menggali hal-hal penting akses ke sumber ilmu pengetahuan yang relevan sebagai upaya pemulihan ekonomi pada masa Covid-19 ini,” jelas Amich Alhumami.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link