OGAN ILIR, BALIPOST.com – Kebutuhan beras nasional dalam menghadapi ancaman kekeringan El Nino diklaim dalam kondisi aman. Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
“Sesuai perintah Presiden, kami akan mempersiapkan beras kongkrit dan Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) menyanggupi 200.000 ton dari Sumatera Selatan untuk Indonesia,” kata Syahrul saat meninjau tanam padi perdana Gerakan Nasional El Nino di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (7/8).
Ia mengatakan, selain beras, daerah Sumsel juga akan mempersiapkan lahan tetap atau lahan eksisting yang masih memiliki air kurang lebih sekitar 150 ribu hektare, yang selanjutnya lahan tersebut diproyeksikan menjadi lumbung pangan bagi Provinsi Sumatera Selatan. “Lahan ini akan kami sentuh dengan teknologi untuk selanjutnya bisa menjadi lumbung bagi Sumsel,” katanya.
Ia menjelaskan, secara nasional kondisi pangan Indonesia berdasarkan neraca yang ada berada pada posisi aman, sejak bulan Agustus masih memiliki lahan panen sekitar 850 ribu hektare, bahkan lahan tersebut masih akan bertambah pada bulan September selanjutnya.
“Neraca pangan Indonesia cukup baik, akan tetapi ini cuaca ekstrim yang tidak boleh disepelekan. Berdasarkan neraca yang ada pada bulan Agustus masih punya 850 ribu hektare siap panen,” jelasnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan bahwa El Nino sejauh ini telah menyebabkan dampak langsung terhadap sektor pertanian, diantaranya kekeringan, perubahan musim tanam, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) serta resiko produksi produktivitas.
“Karena itu, kami telah menyiapkan sejumlah strategi mulai dari gerakan percepatan tanam dan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman, hingga gerakan penanganan dampak perubahan iklim (DPI),” katanya.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan terimakasih atas perhatian jajaran Kementan terhadap gerakan nasional tanam padi El Nino, bahkan diberi bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menambah perluasan tanam dan lahan.
“Untuk wilayah Sumsel produktivitasnya sudah 2,9 juta ton dan sekarang sudah sanggup dengan peningkatan luas tanam dan panen jadi 3 juta ton, dan kami juga telah berhasil menjalankan KUR dengan serapan hampir 100 persen,” kata dia. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link