JawaPos.com – Istilah quarter life crisis dewasa ini makin banyak digunakan, terutama di kalangan generasi milenial. Quarter life crisis atau krisis seperempat abad ini merupakan periode saat seseorang berusia 18-30 tahun mulai merasa bingung akan arah hidupnya, baik itu terkait relasi, percintaan, karier, dan kehidupan sosial.
The Guardian menyatakan dalam penelitian bahwa, 86 persen milenial mengalami quarter life crisis. Survei juga dilakukan oleh badan riset dari Linkedln, dimana hasilnya menunjukkan bahwa quarter life crisis yang terjadi pada generasi milenial banyak dialami perempuan sebesar 61 persen.
Pemicu quarter life crisis sangatlah bervariasi, diantaranya 57 persen merasa kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion, 57 persen mengalami tekanan karena belum memiliki rumah, dan 46 persen mengaku tertekan akibat belum memiliki pasangan. Kondisi-kondisi tersebut membuat milenial merasa insecure, kecewa, kesepian sampai depresi.
Berangkat dari persoalan tersebut, Forum Milenial MADJOE yang diiniasi Ira Koesno menggelar webinar bertajuk Quarter Life Crisis: Ketika Menjadi Dewasa Tidak Semudah yang Dibayangkan pada Sabtu (25/6/2022). Ini merupakan webinar ke-empat sejak forum ini didirikan pada November 2021 lalu.
Direktur Utama IKComm, Ira Koesno, mengatakan, webinar ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada generasi milenial dalam menyikapi quarter life crisis sehingga tidak sampai berujung pada depresi. Diharapkan, peserta webinar dapat menghadapi tantangan dan melalui masalah ini dengan lebih bijak.
Peserta webinar diberikan kesempatan untuk langsung bertanya pada pakarnya. Selain itu, success story dari Founder Sunyi Coffee & House, diharapkan mampu menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi seluruh peserta.
Yang menarik dari Mario Gultom adalah kisahnya yang menjadikan kegelisahan diri menjadi hal positif. Jebolan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Prasetya Mulya ini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di Astra Otoparts pada 2019 lalu, dan mendirikan usaha sendiri.
’’Saya mengikuti passion untuk menjadi social enterpreneur yang mandiri dan bebas mengkreasikan ide. Passion utama saya sebenarnya dari sisi kemanusiaan. Saya berprinsip bahwa bukan nilai kamu yang 9 tapi 9 orang yang kamu tolong. Passion kemanusiaan ini pernah ditertawakan oleh guru,’’ ujarnya.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Credit: Source link