JawaPos.com – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid mendukung penuh larangan ekspor bijih bauksit yang beberapa lalu diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, ia berharap hilirisasi bauksit akan berjalan seperti nikel yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Menurutnya, keberhasilan hilirisasi bauksit diharapkan benar-benar bisa menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan bukan sekadar barang setengah jadi. Ia optimistis bahwa pada tahun 2025, pengolahan bauksit di dalam negeri bisa sampai pada produk aluminium ingot.
“Hilirisasi ini akan dapat mengakselerasi pengolahan bauksit itu sampai menjadi produk aluminium ingot pada 2025. Ini akan memberikan dampak bagi perekonomian nasional melalui hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan,” kata Arsjad Rasjid dalam keterangan tertulis, Selasa (27/12).
Ia menjelaskan, aluminium ingot sangat diperlukan industri dalam negeri. Terutama untuk pelat, billet, scrap dan bentuk profil yang diperlukan dalam proses di industri seperti pesawat terbang, kapal, otomotif, dan konstruksi.
Dalam beberapa tahun ke depan, ia berharap seluruh kebutuhan industri tersebut bisa diisi dari industri aluminium dalam negeri.
“Tentunya dengan cadangan bauksit yang ada, Indonesia punya potensi memenuhi kebutuhan aluminium sampai beberapa puluh tahun ke depan. Adapun bauksit dengan kapasitas terbesar itu berada di Kalimantan Barat,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan larangan ekspor bahan mentah bauksit berlaku mulai Juni 2023. Kebijakan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan Sumber Daya Alam (SDA) dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Selain itu, Jokowi juga menyebut bahwa larangan ini diperuntukkan guna membuka lapangan kerja yang banyak dan peningkatan penerimaan devisa serta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
“Mulai Juni 2023 pemerintah akan memberlakuan pelarangan ekspor bijih bauksit dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri,” kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/12).
Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan kesiapan industri pengolahan dalam negeri. Menurut Airlangga, saat ini smelter eksisting untuk bijih bauksit di RI saat ini sudah sebanyak 4 unit
dengan kapasitas olahan alumina mencapai 4,3 juta ton setiap tahunnya.
“Selain itu pemurnian bauksit dalam tahap pembangunan itu kapasitas inputnya adalah 27,41 juta ton dan kapasitas produksinya 4,98 juta ton atau mendekati 5 juta ton,” kata Airlangga saat keterangan pers moratorium ekspor bijih bauksit yang ditayangkan lewa Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Editor : Kuswandi
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link