Virus Corona Disease (Covid-19).
Berlin, Jurnas.com – Ahli virologi terkemuka Jerman, Hendrik Streeck menyatakan bahwa virus corona baru (Covid-19), tidak begitu mematikan sebagaimana yang dibayangkan oleh para ahli.
Karenanya, pemberlakukan kebijakan penguncian atau karantina wilayah di berbagai negara menurut dia terlalu terburu-buru.
Berbicara kepada UnHerd`s Lockdown TV, Streeck mengatakan penelitiannya di sebuah daerah Jerman mengungkapkan bahwa tingkat kematian Covid-19 adalah 0,24-0,36 persen.
Angka ini menurut dia secara signifikan lebih rendah dari yang diperkirakan oleh ahli epidemiologi terkemuka Inggris Neil Ferguson, yakni sebesar 0,8-0,9 persen.
Streeck berpandangan, menghitung tingkat kematian Covid-19 dengan tepat merupakan langkah penting bagi para pembuat kebijakan, dan para ilmuwan yang mencoba untuk menghitung dampak dari pencabutan pembatasan.
Diketahui, sejumlah negara mulai mencabut karantina wilayah secara bertahap. Sementara yang lain menerapkan kembali menyusul jumlah kasus yang meningkat tidak lama setelah pembatasan dicabut.
Dikutip dari Al-Arabiya pada Jumat (15/5), jika tingkat kematian Streeck benar, maka pemerintah dapat mencabut pembatasan sosial lebih cepat.
Sebaliknya, jika perkiraan Ferguson yang lebih benar, para pembuat kebijakan dapat melanjutkan tindakan penguncian untuk menjaga tingkat kematian lebih rendah.
“Wuhan-nya Jerman”
Penelitian Streeck fokus pada sebuah kota kecil di Jerman, Gangelt, wilayah Heinsburg dekat dengan perbatasan dengan Belanda, yang dijuluki “Wuhan-nya Jerman”, mengingat banyaknya kasus di sana.
Namun, tim Streeck menemukan bahwa sementara jumlah kasus memang lebih tinggi dari pada di daerah lain di Jerman, angka kematiannya jauh lebih rendah daripada yang dicatat oleh Johns Hopkins sebagai rata-rata nasional.
“Secara total, kami menganalisis 405 rumah tangga dan 919 individu. Dan yang kami temukan adalah bahwa 15 persen dari populasi Gangelt sudah terinfeksi,” ungkap Streeck kepada UnHerd.
Dengan hanya tujuh orang meninggal akibat Covid-19 di wilayah tersebut, Streeck mengambil kesimpulan bahwa tingkat kematian virus ini adalah 0,36-0,37.
Streeck mengatakan jumlah ini mencerminkan pendekatan konservatif, karena penelitian ini telah mewakili orang-orang yang telah dites positif. Memperhitungkan hal ini, ia mengatakan angka sebenarnya kemungkinan 0,24-0,26 persen.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengujian yang berbeda, termasuk kuesioner, tes antibodi, dan swab.
Sementara Streeck mengatakan bahwa tingkat 15 persen merupakan cerminan dari Gangelt secara khusus, ia mengatakan tingkat kematian dapat diterapkan secara global, dan dapat digunakan untuk menghitung tingkat infeksi di tempat lain.
Namun, ia mengakui bahwa tingkat kematian bervariasi di setiap tempat berdasarkan demografi.
TAGS : Penelitian Covid-19 Virus Corona Ilmuwan Jerman
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/72346/Ilmuwan-Virus-Jerman-Covid-19-Bukan-Penyakit-Mematikan/