Ilustrasi memproduksi masker
Yerussalem, Jurnas.com – Queen Tex, perusahaan kaos dan celana jeans di Gaza, Palestina beralih memproduksi pakaian medis, setelah terjadi kelangkaan alat pelindung diri (APD) di negara tersebut di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Dikutip dari AFP pada Rabu (1/4), hari ini di pabrik tersebut berderet pria dengan mesin jahit tua sedang menjahit masker serta pakaian.
Hal ini dilakukan karena Palestina tidak mudah mengimpor alat-alat medis dari luar negeri, termasuk China dan Korea Selatan.
“Kami bermaksud mengimpor topeng dan pakaian dari Cina tetapi ada kesulitan mengimpor, jadi kami memutuskan untuk membuatnya sendiri,” kata manajer Hassan Alwan.
Hassan menjamin pabriknya bekerja dengan standar internasional, meski hanya mampu memproduksi 1.000 jas hazmat di tengah keterbatasan sumber daya.
Jas, topeng dan sarung tangan pada awalnya dibuat untuk pasar lokal, dengan potensi untuk kemudian diekspor ke Israel yang berjuang melawan wabah yang jauh lebih besar.
Gaza sebagian besar telah ditutup oleh negara Yahudi sejak gerakan Islam Hamas mengambil alihnya pada 2007.
Sebagian besar dunia menganggap Hamas, yang dengannya Israel berperang tiga kali, sebuah organisasi teroris.
Hamas telah menetapkan tidak ada topeng atau pakaian yang dapat diekspor sampai kebutuhan pasar lokal telah terpenuhi.
Tapi Hassan Shehata, co-direktur pabrik lain, Hasanco, optimistis dia bisa menjual ke pasar Israel.
“Perusahaan-perusahaan Israel mengirimi kami kain untuk memproduksi masker medis untuk mereka. Mereka membutuhkan jutaan masker,” katanya.
“Kami ingin memproduksi tiga juta topeng,” imbuh dia.
Lusinan karyawan bekerja selama 10 jam sehari, tetapi tidak ada cukup mesin untuk mencapai target tersesebut.
TAGS : Alat Pelindung Diri APD Langka Palestina Virus Corona Israel
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/69867/Impor-Dipersulit-Israel-Palestina-Produksi-APD-Sendiri/