JawaPos.com – Industri halal makin berkembang di Tanah Air. Sebagaimana negara yang memiliki umat muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran besar dalam sektor tersebut.
Pelaku industri halal melibatkan semua lapisan. Mulai dari lapangan kecil, menengah, dan besar. “Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) memiliki peran penting dalam mendukung kemajuan industri halal dan fesyen muslim di tanah air,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih.
Pendapat Gati Wibawaningsih itu dikemukakan pada Konferensi Pers Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-Motion) di Jakarta, Selasa (25/5). Rencananya penyelenggaraan ii-Motion dilakukan secara virtual pada 3-5 Juni 2021.
Gati Wibawaningsih menjelaskan, gelaran ii-Motion bertujuan memfasilitasi kemudahan akses pasar kepada pelaku IKM, khususnya yang bergerak di bidang fesyen muslim dan produk halal. “Sehingga IKM kita mampu berdaya saing secara global,” ujarnya. Apalagi industri halal di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Tidak hanya halal dari bahan baku, kini juga sudah mengarah proses produksinya juga. Untuk produk halal sudah beragam. Tidak hanya terfokus di produk makanan saja.
Di samping itu, gelaran ii-Moiton menjadi bagian dari kampanye Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia. “Kami juga ingin agar Indonesia tidak terus menjadi pasar konsumen produk halal dunia. Tetapi kita harus bisa menjadi tuan di negeri sendiri karena punya banyak potensi besar,” imbuh Gati.
Kekuatan Indonesia itu antara lain sebagai negara muslim terbesar dengan populasi warga muslimnya sebanyak 229 juta jiwa atau mencapai 87,2 persen dari total 276,3 juta jiwa penduduk. Jumlah itu 12,7 persen dari total populasi muslim dunia.
Dengan sumber daya yang dimiliki, Indonesia memiliki peluang sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia. “Kita juga memiliki beragam sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk menggenjot ekspor produk halal ke pasar mancenegara, khususnya untuk industri makanan, minuman, dan fesyen muslim,” paparnya.
Gati optimistis Indonesia bisa menjadi hub produsen produk halal global. “Sesuai arahan dari Bapak Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada Oktober 2020 lalu, Indonesia ditargetkan menjadi produsen halal terbesar di dunia pada tahun 2024,” tandasnya.
Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy 2020/2021, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam Indikator Ekonomi Islam Global 2020/2021, naik satu peringkat dibanding tahun 2019/2020, sedangkan pada 2018/2019 berada di peringkat ke-10.
“Ini menunjukkan kemajuan pesat dari perkembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia, meskipun dalam tekanan dampak pandemi Covid-19,” ungkap Gati. Kemenperin juga memacu produk halal Indonesia bisa menguasai pasar ekspor.
Berikutnya, Indonesia menempati peringkat ke-1 sebagai negara pasar konsumen makanan halal dunia, dengan jumlah konsumsi sebesar USD 144 miliar dari total konsumsi makanan halal global USD 1,17 triliun.
Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara pasar konsumen kosmetika halal. Jumlah konsumsinya senilai USD4 miliar dari total konsumsi farmasi global sebesar USD66 miliar. Indonesia juga berada di peringkat ke-5 sebagai negara pasar konsumen fesyen muslim dunia. Jumlah konsumsinya USD 16 miliar dari total konsumsi busana muslim global sebesar USD 277 miliar.
Guna merebut berbagai peluang tersebut, Kemenperin telah memiliki berbagai program dan kegiatan strategis agar para pelaku IKM dapat mendukung perkembangan industri halal, di antaranya melalui sosialisasi sistem jaminan halal sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 33 tentang Jaminan Produk Halal. Kemudian, pelatihan dan sertifikasi Kompetensi Penyelia Halal, serta sosialiasasi sertifikasi halal bagi IKM.
Gati menambahkan, tema yang diangkat pada ii-Motion 2021 adalah “Indonesia Halal Industry Today” dengan tagline “Local is The New Global”. “Tujuannya adalah untuk menunjukkan perkembangan modest fashion dan halal industry saat ini serta mendorong pertumbuhan pelaku IKM produk halal di Indonesia,” terangnya.
Adapun komoditas yang akan dipamerkan dalam ii-Motion 2021 di antaranya busana muslim, tas, sepatu, perhiasan, kosmetik, makanan dan minuman halal, serta peralatan dapur dan rumah tangga. “Produk-produk ini memiliki nilai penjualan yang tinggi, dan kemampuan IKM dalam membuat produk-produk itu sudah bagus,” sebut Gati.
Jumlah exhibitor atau IKM yang mengikuti pameran tersebut sebanyak 152 booth, yang terdiri dari 138 booth peserta, enam booth icon (milik Ivan Gunawan, Itang Yunaz, Ida Royani, Jenahara, Khanaan Shamlan, dan Irfan Hakim), empat booth penghargaan (IGDS, IFI, MOFP, dan IFCA), satu booth Santripreneur, serta tiga booth klinik konsultasi bagi para pelaku IKM.
Pameran ii-Motion 2021 akan diramaikan dengan fashion show, talkshow, cooking demo dan barista demo, serta demo hijab dan make up, serta pojok fasilitasi layanan Ditjen IKMA berupa Pojok Fasilitasi: Klinik Desain Merek dan Kemasan, Klinik Kekayaan Intelektual dan pojok pamer para pemenang penghargaan dari Ditjen IKMA.
“Kami mengajak seluruh pelaku IKM, komunitas, buyer, dan masyarakat luas untuk turut meramaikan pameran ii-Motion 2021. Tunjukan bahwa Indonesia mampu menjadi The Next Produsen Produk Halal Terbesar Dunia,” tegas Gati.
Baca juga: Tiga Kawasan ini jadi Proyek Pionir Industri Halal di Indonesia
Founder dan Director PT Beema Boga Arta, Fransisca Natalia Widowati berharap melalui ii-Motion, peluang distribusi produk madu bermerek Beema Honey semakin terbuka lebar, baik untuk domestik maupun pasar ekspor. “Beema Honey semakin dikenal dan turut menjadi bagian mata rantai ekosistem Halal Food Indonesia,” kata Natalia.
Sementara itu, Desainer Fesyen Muslim Itang Yunasz memprediksi ii-Motion akan menjadi salah satu kunci ekonomi syariah dan industri halal Indonesia. “Ini pintu menuju kesuksesan industri muslim,” kata Itang.
Credit: Source link