Piodalan Pura Mandara Giri Digelar Normal, Umat Hindu Tetap Diminta “Ngayat”

by

in
Wakil Gubernur Bali, Cok Ace beserta jajaran didampingi Bupati Jembrana, I Nengah Tamba bersama jajaran “matur piuning” serangkaian puncak piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Lumajang, Jawa Timur pada 12 Juni 2021 mendatang, Rabu (26/5). (BP/Istimewa)

LUMAJANG, BALIPOST.com – Serangkaian Upacara Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Lumajang, Jawa Timur, Wakil Gubernur Bali Prof Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) bersama pengayah melakukan upacara Ngaturang Piuning agar pelaksanaan piodalan berjalan lancar. Matur Piuning dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Sada, Rabu (26/5).

“Ini sesuai dengan kesepakatan kita dari pengayah, petunjuk juga dari para sulinggih agar pelaksanaan upacara dilaksanakan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sebelum pandemi Covid-19 melanda kita,” ujar Wagub Cok Ace didampingi Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, SH.

Hal ini menurutnya, setelah melihat juga kondisi di Jawa Timur khususnya di Kabupaten Lumajang, yang termasuk zona hijau dan kondusif, sehingga diputuskan upacara berlangsung secara normal, yaitu Ngaturang Piodalan Ida Bhatara. Meskipun demikian, umat Hindu di Bali tetap dihimbau untuk melaksanakan upacara dari rumah masing-masing atau Ngayat sebagaimana yang dilaksanakan di Pura Besakih.

Jika pun pemedek yang ingin tangkil langsung ke Pura, diminta agar tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes), serta menghindari kerumunan berlebih. “Apalagi di sini juga banyak ada umat lain, jadi kita tetap menghormati mereka serta menjaga kondisi di daerah Senduro ini tetap kondusif,” imbaunya.

Penglingsir Puri Ubud ini juga menambahkan, panitia sudah memfasilitasi bagi umat Hindu yang ingin ngaturang dana punia bisa melalui rekening-rekening resmi yang telah disiapkan. “Bagi masyarakat yang tidak berkesempatan nangkil dan ingin ngaturang dana punia, kita sudah siapkan rekening,” jelasnya.

Mengenai bhakti penganyaran dari Kabupaten/Kota, Guru Besar ISI Denpasar ini menyatakan sudah rapat dengan Bagian Kesra Kabupaten/Kota. “Kami mengumumkan bhakti penganyaran dari Kabupaten/Kota masih tetap bisa dilaksanakan secara bergilir, dengan membatasi jumlah pemedek sekitar 60 orang atau sebanyak 2 bus bhakti penganyaran,” bebernya.

Untuk itu, ia berharap melalui persiapan-persiapan yang sudah matang ini, maka pelaksanaan upacara puncak piodalan yang akan jatuh pada Purnama Kasa tanggal 24 Juni mendatang sampai dengan Nyineb tanggal 5 Juli mendatang bisa berjalan lancar dan labda karya. “Kami tetap berharap, dengan kepatuhan kita semua juga akan protokol kesehatan, maka pelaksanaan piodalan ini bisa berjalan lancar serta situasi kondusif di daerah Senduro, Lumajang bisa tetap terjaga,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

Credit: Source link