Investasi Pulih Kembali, Bahlil Optimistis Tembus Target Rp 1.200 T

JawaPos.com – Realisasi investasi di Indonesia menunjukkan tren meningkat. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memerinci, sepanjang Januari–Juni 2022 realisasi investasi mencapai Rp 584,6 triliun.

Raihan itu hampir mencapai setengah dari target investasi 2022 yang dibebankan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp 1.200 triliun. ”Tumbuh 32 persen yoy (year-over-year),” ujar Bahlil dalam konferensi pers kemarin (20/7). Khusus untuk triwulan II 2022 (April–Juni), realisasi investasi mencapai Rp 302 triliun.

Bahlil menjelaskan, capaian tersebut menandakan pulihnya investasi sejak pandemi Covid-19 melanda dua tahun yang lalu. Menurut dia, pandemi membuat para pelaku usaha melakukan penyesuaian. Baik berupa penundaan maupun penghentian produksi sementara waktu. Pada saat yang sama, pemerintah berupaya membantu para pelaku usaha agar bisa tetap bertahan menghadapi dampak pandemi.

Dari sisi wilayah, sebaran realisasi investasi pada triwulan II didominasi untuk di luar Pulau Jawa. Kontribusi luar Jawa mencapai Rp 157,1 triliun atau 52,0 persen dari total investasi. Meningkat 38 persen dari periode yang sama di tahun 2021. Mantan ketua umum Hipmi tersebut menjelaskan, sejak triwulan III 2020, investasi di luar Pulau Jawa tumbuh lebih tinggi daripada di Jawa. Hal itu disebutnya sebagai bentuk komitmen pemerintah pada pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.

Menurut Bahlil, Presiden Jokowi ingin seluruh pihak konsisten mendorong percepatan investasi di luar Pulau Jawa sebagai bentuk penciptaan kawasan pertumbuhan ekonomi baru dan perwujudan pertumbuhan ekonomi yang adil. ”Harapannya, ada keseimbangan dalam realisasi pertumbuhan ekonomi,” imbuh dia.

Berdasar sektor usaha, pada kuartal II, realisasi investasi terbesar berasal dari industri pengolahan. Terutama sektor industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya yang berkontribusi 42,1 persen dari total investasi.

Sektor lain yang menjadi penyumbang terbesar terdiri atas sektor pertambangan, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, transportasi, gudang, telekomunikasi, dan industri makanan. Kontribusi sektor industri yang memberikan nilai tambah, khususnya industri pengolahan, terkait hilirisasi tambang, industri makanan, industri kimia, dan farmasi.

”Sektor itu yang cukup signifikan (berkontribusi) terhadap angka realisasi investasi dalam beberapa kuartal terakhir. Merefleksikan bahwa transformasi ekonomi di Indonesia terus berlangsung. Kondisi ini sekaligus menunjukkan proses industrialisasi juga tumbuh,” tegas Bahlil.

Secara keseluruhan, Bahlil optimistis target investasi Rp 1.200 triliun yang dicanangkan presiden bisa dicapai. Meski dia mengakui kondisi saat ini masih terbilang sulit.

Apalagi seiring dengan memanasnya kondisi geopolitik yang dipicu serangan Rusia ke Ukraina. Juga adanya pengetatan suku bunga bank sentral AS yang turut berdampak pada iklim investasi. ”(Target) dapat dicapai dengan kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para investor,” ucapnya.


Credit: Source link