JawaPos.com-Presenter Irfan Hakim telah membeli kain kafan dan penutup keranda dengan kualitas sangat baik sekitar 10 tahun silam. Dia membelinya di momen melaksanakan ibadah di tanah suci. Kedua barang itu akan digunakan ketika Irfan meninggal suatu saat kelak.
Selain itu, lelaki 46 tahun itu juga telah mempersiapkan pemakaman dirinya dan keluarga. Irfan Hakim bercerita, luas tanah pemakaman untuk dirinya dan keluarga sangat luas. Kendati tak meyebut pasti luas tanahnya, ia memastikan luasnya mencapai ribuan meter persegi.
“Bagus banget view tanah makamnya, luasnya berapa ribu meter gitu. Lokasinya bagus, view juga bagus. Sempat ada yang bilang nggak dibikin villa saja? Nggak, ini rumah masa depan sesungguhnya,” kata Irfan Hakim saat ditemui di bilangan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (23/8).
Ide untuk membeli tanah pemakaman keluarga datang setelah Irfan Hakim ingat tentang adiknya meninggal dunia saat kelas 2 SD dan kuburannya sudah tak tahu sekarang ada di mana. Dari sana, Irfan lantas kepikiran untuk menyatukan semua anggota keluarga dalam satu lokasi areal pemakaman.
Memberi tahu sang istri tentang pembelian tanah makam keluarga tidak ada kesulitan berarti, karena dia sudah satu pandangan dengan Irfan Hakim. Akan tetapi Irfan merasa kesulitan saat harus memberi tahu keluarga besar.
“Yang mendebarkan ketika membeli lahan tanah untuk makam, karena pada waktu itu semua keluarga masih komplet, takut penerimaannya beda. Tapi saya beli dulu baru kasih tahu sedikit demi sedikit. Keluarga besar sih paham,” tutur Irfan Hakim.
Anak-anak juga sudah diberi tahu tentang lokasi tanah makam keluarga. Irfan Hakim bahkan sudah mengajak mereka ke sana dan memberi tahu posisi pemakamannya ke anak apabila ia meninggal suatu saat nanti. “Kita bercanda-bercanda saja sih sama anak, ayah nanti di sini, ya. Kalau buat keluarga lain kayaknya nggak lucu ya,” ujar lelaki asal Bandung itu.
Bagi Irfan Hakim, kematian adalah suatu kepastian meskipun tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang. Jalan terbaiknya adalah dengan mempersipakan diri. Sebagai orang beragama, Irfan Hakim percaya kehidupan sesungguhnya setelah kematian.”Itu bukan ketakutan sesungguhnya, tapi sebuah kesiapan. Siap nggak siap, takut nggak takut, itu (kematian) akan terjadi,” kata Irfan. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Abdul Rahman
Credit: Source link