JawaPos.com – Perhelatan Jakarta Fashion Week 2022 telah usai selama empat hari, dari tanggal 25-28 November 2021. Sebanyak 75 desainer dan brand lokal serta 760 looks ditampilkan ke dalam 16 shows di penyelenggaraan JFW yang ke-14 ini secara virtual. Hasil dari JFW mendorong para desainer semakin berkomitmen untuk mengusung fashion berkelanjutan atau sustainable fashion.
“Kami cukup bangga dengan pencapaian ini karena meski diadakan virtual, namun hasil yang kami harapkan dapat semakin terwujud nyata, yaitu membawa tren Indonesia ke seluruh Indonesia dan dunia. Selain itu, kami senang mengetahui bahwa ada lebih dari 430
media, baik dalam maupun luar negeri, yang sudah berpartisipasi mengikuti perkembangan JFW 2022,” ungkap Ketua Umum JFW sekaligus Direktur Utama GCM Group Svida Alisjahbana, secara virtual baru-bari ini.
Isu berkelanjutan dan pentingnya mengarsipkan mode juga tidak luput menjadi perhatian JFW 2022. Masa pandemi yang terjadi selama hampir dua tahun ini membuat para desainer harus siap menghadapi perubahan disruptif dan menerima banyak tantangan serta mencoba sesuatu yang baru.
Desainer di JFW 2022, Danjyo Hiyoji tampil di dua show JFW 2022. Masa pandemi memberikannya banyak tantangan yang berubah-ubah. “Dan saat diajak tim JFW untuk bergabung, hal ini memotivasi kami untuk mengubah tantangan tersebut
menjadi sebuah hal yang positif dan melahirkan karya-karya baru,” kata Co-Founder and Director Danjyo Hiyoji, Dana Maulana.
Dana juga bercerita ajakan JFW 2022 kepada Danjyo Hiyoji untuk berpartisipasi di pergelaran tahun ini berbuah manis. Untuk koleksi di show Indonesia Fashion Forward (IFF), semua koleksinya sudah dibeli putus oleh multi brand lokal.
Sebagian besar desainer dan brand lokal yang berpartisipasi di JFW 2022, mereka sudah mendukung dan menjalankan konsep berkelanjutan (sustainability) melalui koleksi yang ditampilkan. Tidak hanya melalui penggunaan material yang ramah lingkungan, konsep berkelanjutan yang diusung harus pula meliputi keseluruhan proses produksinya dari awal hingga akhir.
Beberapa dari desainer yang terlibat di JFW 2022 telah mewujudkan berkelanjutan tersebut, termasuk berkelanjutan baik secara lingkungan maupun secara budaya. Sebut saja misalnya Rinda Salmun, Sejauh Mata Memandang, BYO, Nurzahra, Pijakbumi, hingga dua pemenang dari Lomba Perancang Mode (LPM), yaitu Adrie Basuki dan Widi Asari.
Seorang desainer ternama Indonesia, Toton Januar, juga merupakan salah satu perancang yang sudah menjalankan konsep berkelanjutan secara budaya. Jejak langkah Toton dalam menerapkan berkelanjutannya tersebut pun dibahas olehnya bersama Orsola de Castro, salah satu pendiri dan Direktur Kreatif Fashion Revolution di salah satu episode Fashion Conversation.
“Kesadaran saya untuk mengusung fashion berkelanjutan ini semakin besar saat dinominasikan oleh British Council dan Fashion Revolution untuk menjadi salah satu brand yang terpilih di Fashion Open Studio tahun ini bersama delapan brand lainnya dari seluruh dunia. Ketika mengikuti workshop dan bertemu dengan Orsola, saya jadi mengerti bahwa mode berkelanjutan sejatinya memiliki banyak dimensi dan saya berpikir bahwa sebenarnya banyak brand yang sudah melakukan upaya menjalankan berkelanjutan ini, baik dari sisi kebudayaan maupun yang ramah lingkungan,” papar Toton.
Tidak hanya menjadi panduan dalam melihat tren untuk di tahun selanjutnya, perhelatan Jakarta Fashion Week juga dapat dijadikan salah satu cara dalam mengarsipkan mode, mengingat penyelenggaraannya diadakan setiap tahun. Sehingga JFW bisa melihat kilas balik seperti apa tren-tren mode yang pernah terjadi di setiap tahunnya. Betapa pentingnya bagi seorang desainer untuk mengarsipkan perjalanan hasil rancangannya. Bagi Toton, mengarsipkan mode bukan hanya menjadi tanggung jawab dari desainer itu sendiri.
“Saya berharap ke depannya JFW dapat membuat sebuah pameran untuk mengarsipkan mode, misalnya dari show Dewi Fashion Knights (DFK), karena DFK masih menjadi tonggak yang dilihat dari para pelaku industri mode Indonesia, tidak hanya bagi yang sudah matang, namun juga bagi mereka pelaku baru di industri ini,” kata Toton.
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link