MANGUPURA, BALIPOST.com – Lahan pertanian di Bali terus berkurang karena alih fungsi jadi pemukiman atau akomodasi pariwisata. Menyikapi kondisi ini, Kapolda Bali Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra mengajak masyarakat menjaga pertanian Bali dengan cara menggarap lahan tidur jadi produktif.
“Saya pesan kalau (lahan) tidak dimanfaatkan, ada saja niat lain seperti tanah pertanian dijual sehingga lama-lama berkurang. Ini tidak patut dan harus jadi perhatian kita bersama,” tegas Kapolda Putu Jayan, usai menghadiri kegiatan Polisi Bersemi (berkebun di masa pandemi) COVID-19 dan Warung Men Sampik (warga beruntung menabung sampah plastik) di Subak Tungkub, Mengwi, Badung, Rabu (9/2).
Terkait program Polisi Bersemi dan Warung Men Sampik, menurut Irjen Putu Jayan, merupakan terobosan kreatif Kapolres Badung AKBP Leo Dedy Defretes. Menurutnya, dalam situasi seperti ini banyak masyarakat mungkin sebelumnya bergerak di sektor pariwisata, sehingga lahan pertanian miliknya ditinggalkan sehingga tidak produktif.
Saat pandemi COVID-19, sektor pariwisata terpuruk dan ingin menggarap lahan pertanian tapi banyak hambatan karena selama ini ditelantarkan. Menyikapi kondisi ini, Kapolres Badung kerja sama dinas pertanian dan masyarakat mengelola lahan tidur ini agar lebih bermanfaat bagi pemilik lahan dan lingkunganya.
“Saya apresiasi terobosan Kapolres Badung ini dan pemilik lahan Bapak Gede Rai yang dulunya seorang guide serta fotografer. Oleh karena itu, kegiatan ini bisa dikembangkan di tempat lain dengan kondisinya berbeda, tidak bisa disamaratakan seperti ini polanya. Ini adalah embrio yang bisa dikembangkan,” ujarnya.
Program ini juga selaras dengan yang dilakukan Kodam IX/Udayana saat Pangdamnya dijabat Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, yaitu penyediaan air dengan pompa hidram. Program tersebut dilakukan dalam rangka membantu dan mendukung masyarakat dalam pesediaan air.
Sedangkan program Warung Men Sampik, kata Putu Jayan, berkaitan pelestarian lingkungan. “Kita tahu Pemprov Bali sudah ada aturan untuk membatasi penggunaan produk plastik. Warung Men Sampik ini mendukung program pemerintah dalam pelestarian lingkungan khusus mengurangi sampah plastik,” tandasnya.
Apalagi Presidensi G20 salah satu isu diangkat berkaitan dengan pelestarian lingkungan. Program ini bisa disinergikan Polda Bali dengan Kodam IX/Udayana mendukung program pemerintah dan Presidensi G20 terkait pelestarian alam serta peningkatan ekonomi nasional nantinya melalui ketahanan pangan.
Sementara Kapolres Badung AKBP Leo Dedy Defretes menyampaikan, ini lokasi ke-14 dilaksanakan Polisi Bersemi. Kegiatan ini kali ini tergolong istimewa karena singkronisasi atau pengintegritasan antara program Polisi Bersemi dengan Warung Men Sampik.
“Isu yang kami angkat kali ini adalah pelestarian lingkungan hidup. Di desa-desa wilayah hukum Polres Badung dituntukan satu pioner yang akan menjadi pengumpul sampah plastik. Selanjutnya dikirim ke pengolah sampah plastik,” ujarnya.
Warga yang menjual sampah plastik akan diberikan buku tabungan. Uang dari jual sampah plastik itu bisa diambil dan digunakan biaya kebutuhan sehari-hari atau upacara adat.
Latar belakang dipilihnya lahan milik Gede Rai, kata Dedy, karena hasil survei dan riset dilakukannya selama 10 tahun tidur atau tidak dikelola. “Kami minta kelola bersama. Kami bantu bibit, pupuk dan lainnya. Kami juga ajak kelompok tani untuk mengelola lahan ini bersama-sama,” ujarnya.
Dipilihnya bibit terong, cabai dan jagung ditanam di lahan tersebut, karena hasil riset petugas Balai Penyuluhan Pertanian, kandungan tanahnya memang cocok tanaman itu agar hasilnya maksimal. (Kerta Negara/balipost)
Credit: Source link