Kayu Hasil Tebangan Pohon Perindang Dilelang Ulang

Kayu hasil tebangan pohon perindang dilelang ulang. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Ratusan batang kayu hasil tebangan pohon perindang di Bangli dilelang ulang. Lelang ulang dilakukan karena pada lelang pertama, kayu-kayu itu tak ada yang menawar alias tak laku.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangli Putu Ganda Wijaya mengatakan, lelang pertama dilaksanakan 2022 lalu. Prosesnya sudah selesai. Karena tidak ada yang menawar, kayu hasil tebangan pohon perindang itu kini kembali dilelang untuk kedua kalinya. “Lelang dilakukan KPKNL. Sebelum hari raya (Galungan) kemarin sudah maju untuk pelelanganya,” kata Ganda, ditemui di kantornya belum lama ini.

Sesuai hasil penilaian KPKNL, ratusan batang kayu itu dilelang dengan harga Rp 26 juta. Jika pada lelang kedua ini, kayu hasil tebangan tersebut tidak juga laku, maka akan dihibahkan.

Kata Ganda, sesuai ketentuan, pihaknya hanya boleh menghibahkannya ke lembaga. Tidak boleh diberikan ke perseorangan. Penjabat asal Bebalang itu mengatakan kayu hasil tebangan pohon perindang itu selama ini ditumpuk di depan kantor lama DLH Bangli di Jalan Sriwijaya.

Pihaknya selama ini sengaja meletakan kayu tersebut di atas trotoar karena tidak punya tempat lain untuk menyimpannya. Selain ditumpuk di sana, sebagian batang kayu hasil tebangan pohon perindang juga ada yang disimpan di gudang milik DLH di LC Bukal.

Sementara itu berdasarkan pantauan, kondisi batang kayu milik DLH itu mulai lapuk dan tertutup rumput liar. Banyaknya tumpukan kayu membuat jalur pedestrian yang ada di depan kantor tersebut tak bisa dilalui pejalan kaki.

Sebagaimana yang diketahui keberadaan pohon perindang di wilayah Kota Bangli saat ini sudah berkurang. DLH Bangli telah menebang ratusan pohon perindang yang ada di pinggir jalan utama kota Bangli pada tahun 2021 lalu.

Penebangan pohon perindang tersebut merupakan bagian dari program penataan wajah kota Bangli yang dilakukan Pemkab. Pohon yang ditebang kemudian diganti dengan tanaman jepun. (Dayu Swasrina/balipost)

Credit: Source link