SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kenaikan harga beras dalam beberapa pekan terakhir, dari Rp 11.500/Kg menjadi rata-rata Rp 14.000/Kg, dipicu oleh kenaikan harga gabah. Harga gabah di tingkat petani, kini naik dari kisaran harga Rp 4.300 sampai 4.500/kg, kini sudah naik menjadi Rp 5.500/Kg. Naiknya harga gabah ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir, yang mengikuti dinamika kenaikan harga gabah yang terjadi secara nasional.
Ketua KUD Jaya Werdhi Desa Takmung, Gusti Ngurah Alit Suambawa, Kamis (14/9) membenarkan kenaikan harga gabah ini, memang mengikuti harga pasar secara nasional. KUD bersaing dengan para tengkulak dalam membeli gabah langsung dari para petani. Ini menjadi implementasi dari Program Bima Juara (Beli Mahal Jual Murah) yang menjadi program unggulan Pemkab Klungkung, khususnya pada Dinas Pertanian.
“Para tengkulak biasanya membeli gabah seharga Rp 5.300/Kg, sehingga kami dari KUD membelinya seharga Rp 5.500/Kg. Sesuai dengan program, kami berani membeli dengan harga lebih mahal. Itu menjadi kewajiban kami kepada para petani,” terang Suambawa.
Dia menambahkan, setelah menjadi beras, KUD kemudian menjualnya di KUD seharga Rp 12.300/Kg. Beras ini didistribusikan ke pegawai di Pemkab Klungkung dan perusahaan daerah, hingga dipasarkan ke toko ataupun pasar-pasar umum di Klungkung. Selain KUD Jaya Werdhi Desa Takmung, ada dua KUD lain yang menjalin kerjasama dalam program ini, yakni KUD Panca Satya Dawan dan KUD Artha Wiguna Gelgel. Harga jual beras produksi KUD ini, lebih murah dari harga pasar saat ini, yang sudah menyentuh harga Rp 14.000/Kg.
Serapan gabah petani dari KUD yang menerapkan Program Bima Juara, rata-rata mencapai 12 persen setiap tahun. Kepala Dinas Pertanian Ida Bagus Juanida, Jumat (15/9) mengatakan bahwa pada periode Januari-Juli, aktivitas pertanian menghasilkan padi sekitar 13.522 ton, dari total luas lahan areal pertanian seluas 2.187 hektar. Sehingga, serapan gabah dari KUD ini cukup positif, karena mampu menjaga kestabilan harga gabah di kalangan petani.
Dibalik naiknya harga beras belakangan ini, dia menampik jika itu disebabkan karena banyak para petani gagal panen. Meski demikian, pihaknya tetap memantau bagaimana kondisi saat ini di lapangan. Pada periode September hingga akhir tahun ini, pihaknya berharap produksi gabah petani bisa kembali meningkat dari 7 ton per hektarnya.
Juanida mengatakan, kenaikan harga beras ini, memang terjadi secara nasional. Sebab, fenomena El Nino, sebagaimana peringatan BMKG dan BNPB dari awal, ternyata berpengaruh besar pada sejumlah wilayah di Indonesia. Situasi inilah yang menyebabkan, terjadinya penurunan produksi, dan berpengaruh secara nasional terhadap harga beras saat ini. Pihaknya kini harus melakukan langkah-langkah antisipasi, jika terjadi kemungkinan terburuk, terhadap aktivitas pertanian saat ini di Kabupaten Klungkung. (Bagiarta/Balipost)
Credit: Source link