DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah beberapa bulan lalu meluncurkan produk Deposito BPR, akhirnya Komunal meluncurkan aplikasi Deposito BPR secara daring pada Kamis (7/4). Peluncuran aplikasi diikuti ratusan peserta dari mitra BPR, teman Komunal, user Komunal, dan media.
Co Founder dan CEO Komunal Hendry Lieviant mengatakan, malam ini adalah malam yang dinantikan dari beberapa bulan lalu sejak Komunal meluncurkan produk deposito BPR. “Kami terus bekerja, kami sudah persiapkan ini cukup lama. Jadi kami tidak mau asal launching. Jadi tim teknologi dan produk bekerja sangat keras dan baik supaya aplikasi ini bisa dinikmati oleh semua,” ujarnya.
Baginya, produk ini bukan sesuatu yang mudah karena harus menyeimbangan dan men-streamlinekan proses dari ratusan BPR yang ada di seluruh Indonesia yang menjadi mitra Komunal. Setelah 8 bulan diluncurkan, nilai transaksi deposito BPR di Komunal sudah mencapai lebih dari Rp 500 miliar dan sudah ada 150 BPR dari seluruh Indonesia mulai dari Jawa, Bali Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara yang telah bergabung di platform Komunal.
Komunal yang semula bergerak pada jasa peer to peer lending kemudian meluncurkan Deposito BPR. Ia melihat adanya fenomena pada masa pandemi, yang mana salah satu mitra BPR Komunal mengalami kesulitan untuk mendapatkan deposito karena deposan tidak bisa bertatap muka mendepositokan dana mereka di BPR.
“Padahal setelah kami pelajari, BPR punya value proposition yang sangat tinggi karena deposito di BPR dijamin LPS dan bunganya lebih tinggi hampir dua kali lipat dari bank umum. Tapi kenapa engga bisa take up? Jadi masyarakat itu pilihannya ke bank umum dengan bunga yang sangat rendah, atau mau bunga lebih tinggi tapi mereka harus masuk ke instrumen investasi yang lebih berisiko,” tuturnya.
Ia berpikir jika difasilitasi dengan teknologi maka akan menjadibvalue add bagi semuanya, karena masyarakar bisa mendapatkan akses free instrumen atau free investasi dengan bunga yang paling tinggi. Ia pun telah melakukan riset, bunga yang paling tinggi dari semua instrumen investasi adalah dari deposito BPR.
Itupun tanpa promo, deposito BPR tetap paling tinggi, kedua adalah surat utang negara (SUN), baru kemudian reksanadana, dan lain-lainnya. “Di satu sisi, BPR- BPR mempunyai good opportunity on the ground tapi ironi, mereka susah mencari dana. Saya pikir ini win win solution kalau masyarakat mendapatkan akses dengan mudah, BPR dapat dengan mudah dan murah mendapatkan dana, karena saar riset, BPR pun costnya tinggi untuk mencari dana, saya pikir kalau dimurahin, itu nanti sisa value add-ya bisa kembali ke real economy dan real economy daerah, especially di second tier dan third tier city pasti akan maju dan negara kita pasti akan maju,” ungkapnya.
Selama 8 bulan berjalan menurutnya responsnya cukup bagus namun masih harus ditingkatkan, maka dari itu Komunal meluncurkan aplikasi ini. Sehingga melalui aplikasi ini, semua oramg dapat memiliki akses lebih mudah dan tentunya menjadi benefit bagi semua. (Adv/balipost)
Credit: Source link