JAKARTA, BALIPOST. com – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai pilar penting dalam perekonomian Indonesia sehingga kolaborasi antarsektor sangat diperlukan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali menegaskan berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun.
“Dukungan dan kerja sama serta kolaborasi dalam membangun UMKM dan industri anak bangsa berbasis teknologi tepat guna memasuki era Industri 4.0 perlu terus ditingkatkan. Dengan keterlibatan para ahli dan profesional bisnis, kami yakin bahwa kita semua memiliki semangat yang sama dalam membantu dan mengembangkan UMKM pada masa pandemi dan era digital ini,” kata Menko Airlangga dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (5/5).
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan.
Untuk menjawab tantangan itu, kata Menko Airlangga, pemerintah telah menjalankan sejumlah program dukungan UMKM, di antaranya bantuan insentif dan pembiayaan melalui program PEN, Kredit Usaha Rakyat, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Digitalisasi pemasaran UMKM, Penguatan Wirausaha Alumni Program Kartu Prakerja Melalui Pembiayaan KUR, dan termasuk pula strategi jangka panjang menaikkan kelas UMKM melalui UU Cipta Kerja.
Selain itu, dampak lain dari pandemi ini adalah mendorong shifting pola konsumsi barang dan jasa dari offline ke online, dengan adanya kenaikan trafik internet berkisar 15-20 persen.
Hal tersebut menjadi momentum untuk mengakselerasi transformasi digital dan potensi digital ekonomi Indonesia juga masih terbuka lebar dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia serta penetrasi internet yang telah menjangkau 196,7 juta orang.
Airlangga juga menyampaikan kembali arahan Presiden Joko Widodo bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun yang penuh peluang, tahun pemulihan ekonomi nasional dan global.
“Saya mengapresiasi IBIMA yang telah melaksanakan kegiatan ini karena turut mendukung program pemerintah dalam memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan di Tanah Air,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan bahwa kinerja sektor ritel saat ini sudah menunjukkan peningkatan penjualan ritel pada periode kuartal I 2021. Beberapa sub kelompok belanja yang mengalami peningkatan pada periode kuartal I 2021 antara lain supermarket, restoran, medical, household, dan fesyen.
Selain itu, rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga menunjukkan hal yang menggembirakan dimana sektor manufaktur Indonesia mengalami percepatan pertumbuhan pada April 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi di posisi 54,6 yang berarti naik dari posisi 53,2 pada bulan sebelumnya.
“Perbaikan demand, baik pada industri dan pada beberapa sub kelompok belanja ritel tersebut diharapkan dapat meningkatkan semangat para pelaku industri dan UMKM untuk kembali produktif,” ungkap Airlangga. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link