JawaPos.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan jenis kompor yang akan digunakan dalam program konversi kompor gas yaitu kompor induksi. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, kompor induksi dipilih sebab dinilai lebih nyaman dan efisien.
“Kalau sekarang kompor induksi. Supaya lebih nyaman ya kalau induksi, lebih efisien,” kata Dadan kepada awak media, Senin (19/9),
Ia juga menjelaskan, saat ini pihaknya masih mencari pengaturan daya untuk kompor induksi yang akan dibagikan kepada masyarakat. Adapun rata-ratanya agar bisa sesuai dengan kecepatan memasak kompor gas, yakni di atas 1.000 watt atau berkisar 1.600-1.800 watt.
“Kita lagi mencari supaya waktu masak pakai LPG terus kita ganti dengan kompor listrik induksi ini waktunya sama. Nah, udah ketemu angkanya antara 1.600-1.800 watt,” jelasnya.
Lantas, apa bedanya kompor listrik dan kompor induksi? Ini perbedaan kompor listrik dan kompor induksi yang JawaPos.com himpun dari berbagai sumber.
1. Efisiensi
Kompor induksi memiliki kemampuan menghantarkan panas lebih tinggi daripada kompor listrik. Hal itu dipengaruhi oleh besaran daya kompor induksi yang minimal 1.000 watt ke atas sementara kompor listrik sebaliknya.
Kompor induksi dengan elektromagnetiknya memiliki kemampuan 80 hingga 90 persen energi untuk menghantarkan panas pada makanan. Sedangkan kompor listrik efisiensinya hanya sekitar 70 persen. Perbedaan itulah yang akan berpengaruh pada efisiensi atau kecepatan dalam proses memasak.
Kendati demikian, Dadan menyebut bahwa di pasaran ada juga kompor induksi yang dijual di bawah 1.000 watt. Namun dengan konsekuensi memiliki daya hantar panas yang rendah dan berimbas pada kecepatan memasak.
“Induksi juga ada di bawah 1.000 watt, tapi asal mau nungguin aja masaknya lama,” tutur Dadan.
2. Harga
Dari segi harga, di pasaran kompor induksi cenderung dijual dengan harga yang lebih mahal daripada kompor listrik. Seperti pada merek Maspion, kompor listrik dijual dengan kisaran harga Rp 137.700-Rp 190.400. Sementara kompor induksi dijual dengan banderol Rp 697.000-Rp 797.300.
Untuk kompor listrik, dengan harga paling mahal, yakni Rp 190.400 memiliki kekuatan daya sebesar 800 watt. Sementara harga yang murah Rp 137.700 memiliki daya berkisar 600-800 watt.
Adapun untuk kompor induksi dengan dua harga berbeda masing-masing memiliki daya 1.500 watt dan bisa diatur menjadi 200 watt jika ingin menghemat daya.
3. Desain
Kompor listrik dan kompor induksi memiliki desain yang berbeda. Kompor induksi menggunakan piringan pemanas seperti kaca untuk menghantarkan panasnya. Sehingga membuat kompor terlihat datar dan elegan.
Sedangkan, kompor listrik menggunakan kawat pemanas atau heater wire dan sekilas bentuknya tampak mirip dengan kompor gas pada umumnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link