Ilustrasi pesawat Beijing
Jakarta – Beijing membuka empat koridor penerbangan baru di Selat Taiwan untuk digunakan pada Kamis. Namun tindakan tersebut mendapat protes dari Taiwan dan meminta perundingan segera dengan Beijing.
Sebelumnya, Administrasi Penerbangan Sipil daratan Beijing mengumumkan di situsnya bahwa pesawat komersial dapat terbang ke selatan dan ke utara melalui koridor udara M503, serta menggunakan tiga koridor regional yang menghubungkan keduanya dimulai pada Kamis (04/01).
Untuk memastikan keselamatan penerbangan, dikatakan bahwa pesawat yang terbang melalui koridor tersebut akan menghindari rute penerbangan yang ke dan dari pulau-pulau terpencil Taiwan di Matsu dan Quemoy yang terletak tak jauh dari pantai tenggara China. Administrasi penerbangan juga mengatakan akan melanjutkan komunikasi teknis dengan pihak Taiwan.
Dilansir SCMP, Taiwan mengajukan protes lantaran melihat hal itu merupakan tindakan sepihak dari China.
“Kami menemukan keputusan sepihak China tidak dapat diterima,” kata Wakil Menteri Transportasi dan Komunikasi Frank Fan di Dewan Urusan Daratan (MAC).
Menteri MAC Katharine Chang mengatakan bahwa dewannya telah menyatakan ketidakpuasan dan protes yang kuat kepada Beijing, memintanya untuk segera membatalkan izin pesawat terbang untuk menggunakan koridor tersebut, dan mendesak perundingan dimulai untuk menjamin keamanan penerbangan.
“Jika China terus melakukan apa yang diinginkannya, ia harus menanggung semua konsekuensi serius yang mungkin mempengaruhi hubungan lintas selat,” kata Chang.
Pada bulan Januari 2015, Beijing mengumumkan pembukaan pada tanggal 5 Maret empat koridor penerbangan di Selat Taiwan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas udara di pantai timurnya yang padat penduduknya.
Setelah berbulan-bulan melakukan perundingan, Beijing setuju untuk menunda peluncuran koridor M503 beberapa minggu, dan bahwa semua pesawat terbang hanya akan terbang satu arah – utara ke selatan – dan terbang setidaknya enam mil laut ke barat garis tengah melalui Selat Taiwan.
Sedangkan untuk penerbangan dari selatan ke utara melalui M503 dan tiga koridor lainnya, China setuju untuk bernegosiasi dengan Taiwan sebelum membukanya untuk digunakan.
Namun, setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik yang berpihak pada kemerdekaan mulai menjabat pada bulan Mei 2016, Beijing secara sepihak menghentikan kontak resmi dengan Taipei, mengakhiri persimpangan jalan silang di bawah pendahulunya Ma Ying-jeou yang terpilih demi mencari hubungan yang lebih baik dengan daratan.
Beijing menguji penerbangan dengan rute penerbangan M503 yang disengketakan di Selat Taiwan.
Chang mengatakan bahwa keputusan Beijing untuk membuka empat koridor penerbangan baru pada Kamis karena penggunaan tidak hanya melanggar kesepakatan 2015, namun juga menggunakan penerbangan komersial untuk menutupi agenda politik dan bahkan militernya untuk mengubah status quo dari selat tersebut.
Keempat rute baru tersebut dekat dengan zona latihan militer Taiwan, dengan dua rute penerbangan Taiwan ke Quemoy dan Matsu.
Laporan tersebut menyebutkan peningkatan lalu lintas pada rute udara yang ada untuk pembentukan koridor udara baru. Namun Fan mempertanyakan niat Beijing, dengan mengatakan statistik hanya menunjukkan rata-rata 60 hingga 70 pesawat yang menerbangkan rute M503 setiap hari.
Taiwan telah diperintah secara terpisah karena pasukan Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek dikalahkan oleh komunis di bawah Mao Zedong dan melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949. Beijing sejak saat itu menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang menunggu penyatuan kembali dengan paksa jika diperlukan.
TAGS : China Taiwan Beijing Politik Internasional
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/27344/Koridor-Penerbangan-Terbaru-Beijing-Tuai-Protes-Taiwan/