Lakukan Gaya Hidup Hijau dengan Tanam Bibit Mangrove

JawaPos.com – Bumi yang semakin panas akibat pemanasan global atau perubahan iklim, membuat seseorang didorong untuk hidup lebih ramah lingkungan. Dari dimulai aksi kecil seperti membatasi penggunaan plastik, hingga aksi menanam pohon. Bibit mangrove bermanfaat sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan hidup dan keberlangsungan bumi.

Apa itu mangrove?

Mangrove merupakan tanaman sejuta manfaat dan keberadaan mangrove bisa menjadi salah satu alternatif bagi upaya restorasi bumi. Hutan mangrove dapat berperan mengurangi polutan yang datang dari aliran sungai ke arah laut. Mangrove juga menyerap CO2 dan menghasilkan O2 .

Keberadaan hutan mangrove juga mengurangi dampak abrasi pantai oleh gelombang laut. Oleh karena itu, keberadaan hutan mangrove menjadi signifikan sebagai upaya untuk mencegah gelombang tsunami dan abrasi yang dapat menyebabkan hilangnya daratan pesisir pantai karena naiknya permukaan air laut serta dapat membantu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar dan menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar.

Gerakan penanaman 1.454 bibit mangrove juga dilakukan di Kawasan Mangrove Pulau Harapan dan Taman Wisata Alam Mangrove Angke, Kapuk, Jakarta.

“Sebanyak 1 per 5 dari hutan mangrove dunia berada di Indonesia dan kita menjadi salah satu rumah bagi tanaman mangrove. Saat ini semua yang dilakukan hanya untuk kepentingan manusia dan membawa banyak kerusakan, seperti contohnya global warming, menjadi bio village dimana manusia adalah bagian dari bumi, bukan pemilik bumi,” ujar Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak sebagai Rektor Universitas Prasetiya Mulya kepada wartawan baru-baru ini.

Menurutnya tanpa mangrove dapat terjadi abrasi dan ombak akan menerjang, serta pada akhirnya kita bisa kehilangan banyak hal penting dari lingkungan di sekitar kita. Ia mengajak semua orang mulai hidup dengan gaya hidup hijau.

“Profesional yang sadar akan kehidupan atau green life within work sehingga dapat turut melindungi dan memelihara keberlangsungan bumi demi masa depan semua makhluk hidup,” tambahnya.

Para gen-Z dan milenial juga didorong untuk mengutamakan isu keberlangsungan bumi dan titik kritis tipping point pemanasan global yang apabila terlampaui maka dampaknya tidak dapat lagi diputarbalikkan. Lalu gaya hidup hijau lainnya yakni mengerti sampah yang dapat didaur ulang dan tidak dapat didaur ulang.

Editor : Banu Adikara

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link