Literasi Minim, Manfaat Asuransi Terus Disosialisasikan ke Masyarakat

JawaPos.com – Tingkat literasi asuransi di Indonesia masih rendah. Terbukti dengan masih banyaknya pengaduan masyarakat kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bila dibandingkan dengan negara tetangga, tingkat literasi dan kepesertaan asuransi di Indonesia relatif rendah. Meski begitu, pertumbuhan dari premi asuransi setiap tahun cukup signifikan.

“Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan perusahaan asuransi melakukan literasi, tetapi tidak mudah menjangkaunya,” ucap CEO BRI Insurance (BRINS) Fankar Umran. Luasnya Indonesia dengan penduduk tersebar, lmenjadi salah satu kendala untuk literasi asuransi.

BRINS pun terus berupaya melakukan kampanye baik melalui berbagai saluran media untuk memberikan literasi kepada masyarakat. Fankar bahkan kerap memberikan edukasi di tempat-tempat seperti kafe untuk menyasar generasi muda. “Karena asuransi itu perlu diketahui sejak dini,” ujarnya.

Fankar mengatakan, selama ini masyarakat memang lebih menyadari ke asuransi jiwa atau kesehatan, namun tidak untuk asuransi rumah dan kendaraan. “Mereka membayangkan kalau kendaraannya rusak, maka bawa ke bengkel sendiri menggunakan biaya sendiri,” ujar dia.

Padahal, lanjut Fankar, ada banyak benefit atau keuntungan berasuransi. “Asuransi itu kita membayar premi sekecil-kecilnya untuk manfaat sebesar-besarnya.”

Dia mencontohkan, jika memiliki rumah Rp 1 miliar, maka asuransi yang dibayarkan sekitar Rp 600 ribu – Rp 1 juta setahun. “Kalau asuransi tidak ada, terjadi gempa atau kebakaran, maka mengganti uang Rp 1 miliar itu banyak,” ujar Fankar.

Editor : Mohamad Nur Asikin


Credit: Source link