JawaPos.com – Lukman Sardi termasuk seorang aktor yang memiliki kepedulian tinggi pada sejarah bangsa. Itu terlihat dari sejumlah perannya di layar lebar. Misalnya film Di Balik 98 yang menceritakan keruntuhan Orde Baru dan dibuat dengan pendekatan kemanusiaan.
Selain itu, dia juga pernah berperan dalam film biografi Soe Hok Gie berjudul Gie. Kemudian film lainnya adalah, saat dia berperan sebagai Wapres Muhammad Hatta dalam film Soekarno: Indonesia Merdeka.
Meski memiliki perhatian pada sejarah, nyatanya Lukman Sardi merasa tidak tahu sejarah Indonesia. “Aku malah merasa nggak tahu sejarah Indonesia, terutama tokoh-tokoh Di Tepi Sejarah ini. Buat aku ini warning besar,”kata Lukman Sardi dalam jumpa pers di bilangan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (15/8).
Sebagai orang tua, Lukman Sardi merasa perlu untuk lebih memperkenalkan lagi tokoh-tokoh bangsa kepada generasi penerus. Terutama mereka yang tidak menjadi pembicaraan besar dalam sejarah bangsa. Karena ternyata ada beberapa tokoh yang kontribusinya cukup besar dalam perjuangan kemerdekaan namun seperti terlupakan.
“Apalagi sekarang sekolah dimana-mana pakai bahasa Inggris. Aku merasa berterima kasih sekali ke Titimangsa dilibatkan yang akhirnya membawa aku merasa nggak tahu apa-apa,” katanya.
Dalam project Di Tepi Sejarah, Titimangsa mengangkat sejumlah tokoh yang dalam sejarah yang bukan menjadi bagian dari narasai besar. Lantaran sosoknya ‘dilupakan’, ada sosok yang cukup kesulitan untuk mencari referensinya dalam mendevelope naskah.
Sejumlah tokoh yang masuk dalam monolog Di Tepi Sejarah adalah Sjafruddin Prawiranegara, Ismail Marzuki, Emiria Soenassa, Gombloh, dan Kassian Cephas.
Tokoh Sjafruddin diangkat dalam monolog dengan judul Kacamata Sjafruddin. Akan tayang pada 17 Agustus mendatang. Untuk tokoh Ismail Marzuki dibuat dalam monolog berjudul Senandung di Ujung Revolosi dan akan tayang pada 25 Agustus mendatang.
Ada juga Mata Kamera akan tayang pada 18 Agustus, Panggil Aku Gombloh (24 Agustus) dan Yang Tertinggal di Jakarta (31 Agustus). (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Antara
Credit: Source link