Malam 1 Sura, Lebih Baik di Rumah karena Banyak Energi Negatif Keluar

by

in

Setiap malam 1 Sura, beberapa warga melakoni ritual tertentu. Sebab, diyakini banyak energi negatif yang keluar saat momen tersebut. Ada yang melakukan meditasi, membersihkan benda pusaka koleksinya, dan ada juga yang menggelar kirab serta melantunkan doa-doa.

MALAM 1 Sura atau malam pergantian Tahun Baru Hijriah memang sakral. Terutama bagi orang Jawa. Saking sakralnya, beberapa pantangan muncul. Misalnya, larangan keluar rumah setelah magrib. Sebab, banyak energi negatif yang muncul dan bisa berdampak fatal. Banyak kegiatan ritual yang juga dilakukan. Sebagaimana melakukan tapa hingga puasa.

’’Tapa malam 1 Sura ini jenisnya banyak,’’ kata Bambang Hadi Purnomo, praktisi spiritual, kemarin. Bisa di gunung, laut, Alas Purwo, maupun Alas Ketonggo. Bambang menyatakan, tapa kungkum digelar di Alas Ketonggo. Tepatnya di Kali Tempur. Prosesnya berjalan hingga tiga hari. Ritual dilakukan setelah magrib.

Bisa juga melakukan puasa ngebleng. Ritual itu tak hanya menahan makan dan minum, tetapi juga berdiam diri dalam kondisi gelap. Waktunya dimulai setelah asar kemarin hingga asar hari ini, Sabtu, 30 Juli 2022. ’’Tidak boleh tidur dan berbicara sedikit pun,’’ kata Bambang.

Segala ritual yang dilakukan itu sebenarnya merupakan proses mengenal jati diri dan introspeksi. Menenangkan pikiran dan mencari ilham dari dalam diri. Termasuk menahan nafsu. Karena itu, mereka yang berhasil menjalani ritual malam Sura bisa mendapat tanda alam. Batinnya akan peka dengan segala peristiwa yang terjadi.

Bambang menjelaskan, soal larangan keluar setelah magrib, memang di beberapa masyarakat masih dipercaya. Hal itu sebetulnya sangat logis. Malam 1 Sura banyak pusaka yang dijamas atau dibersihkan. Energi yang ada di pusaka tersebut tentunya keluar dan itu tidak terkontrol. ’’Yang jamas pusaka juga tidak bisa mengontrol,’’ ucapnya.

Dalam Islam, lanjut dia, ada anjuran untuk membaca surah Yasin setelah salat Magrib. Hal itu memang benar, setidaknya batin tidak kosong dan ingatan tetap berpusat dengan Tuhan. Pada intinya, 1 Sura adalah puncak introspeksi diri selama setahun kemarin.

Berdiam dan menjauhkan diri dari keramaian sangat penting. Cara tersebut bertujuan mengenal sejatinya diri sendiri atau tafakur. Lelaku ritual Suroan sangat banyak macamnya, pun waktu pelaksanaannya. Bambang sendiri menggelar ritual selamatan pada Sabtu ini.

Sementara itu, di Ponorogo, 1 Muharam dirayakan dengan kirab tiga pusaka milik Eyang Batoro Katong. Yakni, Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angkin Cinde Puspito, dan Payung Songsong Kiai Tunggul Wulung.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : omy/kid/fin/inu/c12/c6/any


Credit: Source link