JawaPos.com – Marcel Radhival mengatakan praktik perdukunan dilarang di Indonesia. Hal itu diungkapkannya di tengah perseteruan dia dengan Gus Samsuddin, pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati, yang sampai saat ini masih bergulir.
“Pasal 545, 546, 547 KUHP itu pelarangan tentang perdukunan. Seperti jual jimat,bawa jimat, meramal , itu dilarang di Indonesia,” kata Marcel Radhival kepada wartawan Kamis (11/8).
Dia mengungkap yang dibolehkan di Indonesia adalah pengobatan tradisional. “Bukan dukun yang sok tahu tentang hal gaib, bukan,” katanya.
Sebagai orang beragama, Marcel Radhival percaya akan hal-hal gaib. Kendati demikian, dia tidak percaya dengan praktek perdukunan seperti banyak terlihat dalam konten YouTube. Menurutnya, aksi menarik penyakit dari dalam tubuh manusia kemudian ditransfer ke tisu atau kelapa hanya lah trik.
Jika memang bukan trik, Marcel Radhival pun menantang Gus Samsuddin, seterunya, untuk melakukan aksi tersebut di hadapan dirinya sebagai pembuktian. Apabila apa yang dilakukan ternyata bukan trik, dia akan menaruh hormat kepada Samsuddin. Bahkan dia siap mempertaruhkan channel YouTube-nya yang kini sudah mencapai 2,37 juta subsceriber.
“Kalau memang benar itu bukan trik, saya akan tutup channel YouTube saya,” kata Marcel yang kerap membongkar praktek perdukunan di channel YouTubenya.
Marcel Radhival membongkar praktek perdukungan yang dianggap merupakan modus penipuan dengan tujuan memberi edukasi ke masyarakat supaya tidak menjadi korban.
“Saya merasa punya tanggung jawab atas pengetahuan yang Allah titipkan agar didengar oleh banyak orang di Indonesia,” aku Marcel Radhival.
Sementara itu, Gus Samsuddin melayangkan bantahan aksi penarikan penyakit atau benda dari dalam tubuh manusia kemudian ditransfer ke kelapa atau sejenisnya sebagai sebuah trik sulap. Dia mengaku memiliki ilmu sekaligus anugerah atas aksinya tersebut.
Dia menegaskan keilmuannya berbeda dengan ilmu Marcel Radhival. Gua Samsuddin lantas mengungkapkan referensi kitab yang menjadi dasar dalam menjalankan praktek perdukunannya.
“Saya pakai kita syamsul Maarif Kubro, saya pakai kitab kitab Al Adzkar, saya pakai kita khusus tentang sihir, kitab Al Aufaq,” beber Gus Samsuddin.
Credit: Source link