Membentuk Kebiasaan Anak Membaca, Suplai Kosakata dan Asah Pola Pikir

Keluarga bisa menjadi tempat pertama anak jatuh hati pada buku. Ibu dan ayah berperan besar menumbuhkan minat baca.

BUKU adalah jendela ilmu. Sementara membaca adalah cara ”membukanya.” Meski begitu, minat atau hobi membaca tak muncul begitu saja.

Penggiat literasi keluarga dan psikolog Fitrina Kamalia menuturkan, orang tua perlu membangun suasana rumah yang mendukung untuk membaca. Misalnya, menyediakan buku di tempat anak sering beraktivitas untuk memancing rasa penasaran. ”Ayah dan ibu juga bisa membiasakan membaca nyaring atau mendongeng untuk anak,” kata Fitri. Langkah itu bisa dimulai sejak dini. Bahkan sebelum anak mampu berbicara atau baca tulis.

Dia menyayangkan, banyak orang yang memandang sebelah mata waktu membaca untuk anak. ”Ada yang beranggapan, ngapain masih kecil dibelikan atau diajak baca buku. Padahal, itulah stimulasi yang baik dan penting,” ungkap Fitri.

Alumnus Universitas Persada Indonesia YAI itu menjelaskan, banyak riset yang mengungkap bahwa membacakan cerita mendukung perkembangan sinapsis dan dendrit pada otak. ”Otak lebih ’elastis’ dan mampu menyerap informasi lebih cepat. Apalagi pada periode emas atau masa balita,” paparnya.

Menurut Fitri, buku bacaan juga menyuplai kosakata pada anak. Kata-kata yang tak lazim di bahasa tutur dipelajari lewat buku. ”Kalau vocab-nya kaya, mereka lebih mudah memahami instruksi guru saat mulai masuk sekolah,” ujarnya. Anak pun lebih percaya diri dan mudah beradaptasi karena memiliki ”modal” dari buku.


Credit: Source link