Menristekdikti Mohamad Nasir di Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN, Tangerang Selatan (foto: Humas)
Surabaya – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menantang Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, supaya menghasilkan riset yang dapat digunakan sebagai bahan farmasi.
Nasir mengatakan, sebanyak 92 persen bahan untuk farmasi yang ada di Indonesia merupakan hasil impor. Karena itu, diperlukan riset dengan memanfaatkan kekayaan alam dan diodiversitas yang melimpah ruah di Indonesia.
“Riset produk alami dan biodiversitas jangan berhenti sebatas penelitian di perpustakaan. Saya berharap dengan seminar ini dapat dihasilkan inovasi baru atau produk baru yang dapat menangani beberapa masalah di bidang farmasi,” kata Menristekdikti saat membuka Bromo Conference : Symposium On Natural Products & Biodiversity, Rabu (11/7) di gedung Rektorat Kampus Unair.
“Saya ingin Unair juga berperan penting lahirkan inovasi baru di bidang itu,” imbuhnya.
Sementara Rektor Unair Nasih mengatakan Indonesia kaya akan biodiversitas dan beragam bahan alami yang dapat menghasilkan berbagai produk untuk melawan penyakit.
Seperti yang dilakukan Unair, lanjut Nasir, perguruan tinggi tersebut melalui lembaga penyakit tropis sudah berkontribusi melakukan riset di bidang penanggulangan malaria dan HIV/AIDS, dengan menggunakan bahwan-bahan alami.
“Riset harus semakin kuat dan berdampak baik pada masayarakat. Konferensi ini memperkuat produk alami dan memperdalam riset biodiversitas di Indonesia dengan mengundang para peneliti internasional dalam bidang tersebut,” terang nasih.
TAGS : Pendidikan Farmasi Menristekdikti
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/37522/Menristekdikti-Tantang-Unair-Hasilkan-Bahan-Farmasi-Lokal/