Menyambut dan Menyikapi Era Kerja Hybrid di 2021

JawaPos.com – Peran digital collaboration tools diperkirakan menjadi semakin krusial bagi masyarakat dalam menjaga produktivitas di tahun mendatang. Hal tersebut membuat para pekerja dihadapkan dengan penerapan hybrid working saat masyarakat mulai banyak melakukan berbagai aktivitas di luar rumah.

Di era new normal yang sudah berlangsung selama beberapa bulan, konsep bekerja secara remote terbukti efektif mengatasi ketidakpastian terkait penularan virus Korona. Meski demikian, tidak semua pekerja bisa terus-menerus bekerja dari rumah.

“Masyarakat telah menjadi pribadi yang adaptif di tengah ketidakpastian akan pandemi dengan beradaptasi pada perubahan melalui cara-cara baru untuk menjalani aktivitas kesehariannya. Sekarang, masyarakat mulai menyongsong penerapan model kerja hybrid yang membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan,” ujar Peneliti Sosial dan Komunikasi Dr. Devie Rahmawati dalam sebuah webinar, Senin (14/12).

Devie meyakini bahwa situasi pandemi adalah jembatan terhadap masa depan dan akselerator untuk transformasi digital. Walau situasi tidak akan kembali seperti sebelum Covid-19 mengguncang dunia, namun masyarakat akan terus beradaptasi pada perubahan zaman dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.

Walau demikian, penerapan hybrid working bukan cuma sekadar bagaimana sebuah usaha mengubah struktur organisasi dan penempatan strategis, tapi juga memberikan efek pada semua level dalam bisnis seperti pengaturan tugas, aktivitas, proses manajemen, dan penguasaan teknologi.

Jika model kerja remote sepenuhnya mengandalkan teknologi, model kerja hybrid merupakan kombinasi antara kompetensi tenaga manusia dengan teknologi. Penerapan model kerja ini harus melibatkan peran pemimpin yang perhatian dan cepat dan tanggap.

CEO Rumah Siap Kerja Roestiandi Tsamanov menambahkan, nilai kepemimpinan sangat penting dalam menentukan performa bisnis. Pemimpin perusahaan maupun UMKM perlu berpikir secara solutif di tengah tantangan yang sedang dihadapi untuk tetap bertahan dan menjaga kestabilan bisnis.

“Inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat. Hal ini menjadi penting untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, sekaligus menunjang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dengan pengukuran yang ideal,” ujar Tsamanov.

Dalam mewujudkannya, pelaku usaha perlu menentukan teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga setiap rangkaian proses bekerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Sementara itu, Senior Professional Service Consultant Lark Suryanto Lee menambahkan, lewat penerapan teknologi yang tepat, tantangan yang ada akan bisa diatasi dengan baik dan memunculkan peluang bagi industri untuk terus maju.

“Hal ini (penerapan teknologi) menjadi keunggulan bagi para pengguna karena dapat mengerjakan berbagai macam hal, dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference dalam satu aplikasi tunggal. Sehingga mampu memaksimalkan produktivitas karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kompetensi digital dalam penerapan hybrid working,” katanya.


Credit: Source link