”OH my God, your Javanese accent is so sexy. Say it again”. Kalimat yang diucapkan content creator asal Surabaya Natasha Keniraras itu sering terngiang saking seringnya muncul di media sosial. Keni –sapaan akrabnya– yang semula merasa logat Jawa nan medok sebagai kekurangan justru mendapat hoki dari konten Javanese accent yang dicetuskannya. Perwakilan NTB di Miss Indonesia 2018 itu pun mendapat julukan CEO of Sexy Javanese Accent.
—
Hai Keni, gimana sih awal tercetusnya ide bikin konten Javanese accent?
Sebenarnya itu udah trending di India. Namanya Punjabi accent. Karena itu sempat masuk ke FYP TikTok aku, aku coba deh. Aku dari dulu struggle karena medok banget. Berangkat dari itu, aku coba bikin konten sesuai dengan aksen aku. Eh, ternyata banyak banget yang suka, relate, dan ngalamin hal yang sama.
Kamu sempat insecure dengan logat medok saat tampil di hadapan publik maupun ngobrol dengan bahasa Inggris, ya?
Iya karena ini kan emang bawaan aku dari lahir, ya. Di Surabaya pun banyak yang medok. Waktu sekolah dan kuliah, aku tuh belum merasa bahwa itu suatu kekurangan atau beda. Kerasanya pas aku ke Jakarta. Aku merasa medok tuh sesuatu yang aneh dan unik di antara yang lain. Sempat dikritik juga waktu karantina di Miss Indonesia. Dari situ, aku paham bahwa ternyata menjadi talent di Jakarta tuh harus bisa lebih mengondisikan dan gaya bicara.
Saking nggak pedenya, apa Keni sempat berpikir untuk menghilangkan logat medok ini?
Lebih tepatnya mengontrol, ya. Sebagai talent, aku nggak mungkin harus medok terus. Kalau akting kan pasti dituntut untuk jadi apa yang mereka mau. Dulu aku memang belum bisa ngontrol medok ini. Sekarang sih masih belajar untuk mengondisikan itu tanpa menghilangkan medoknya.
Berarti, sekarang Keni sudah lebih pede ya dengan ”keunikan” yang dimiliki?
Iya, dong. Semakin ke sini, banyak brand yang kerja sama dengan aku yang justru minta aku ngomong medok karena mereka merasa itu ciri khas aku. Dan, daripada malu terus, ya udah aku terusin aja. Jadi, bawa keberuntungan, bikin makin banjir job juga karena aku sekarang semakin terlihat dan diKenial. Hehehe.
Nyangka nggak bisa seviral ini, bahkan sampai diajak kolaborasi konten dengan Yellow Claw?
Sebetulnya aku udah mengira masuk FYP, sih. Cuma, sampai viral masuk weekly trending Indonesia, diikutin artis-artis, dan diajak kolaborasi sama Yellow Claw yang kelasnya internasional gitu tuh sejujurnya nggak nyangka.
Apakah orang tua Keni tahu anaknya sekarang semakin terKenial? Dan, gimana tanggapan mereka saat videomu viral?
Aku tuh tipikal yang sering cerita. Cuma, orang tuaku kurang paham. Nah, ketika mereka dapat info dari teman-teman sebayanya yang nge-share video aku di grup WA atau Facebook, mulai deh tuh download TikTok, bikin akun, dan nge-follow aku juga. Hahaha. Dan, sejauh ini mereka suportif sih, selalu ngedukung aku.
Apakah setelah ini ada konten-konten bahasa atau yang lain?
Pastinya, ya. Sebagai content creator kan nggak melulu harus ikutin yang lagi tren. Apalagi, sejauh ini respons netizen di kolom komentar konten-kontenku positif. Malah banyak yang ingin tahu tentang aku. Misalnya, minta diceritain awal aku bisa masuk Miss Indonesia. Terus juga tutorial make-up. Nah, itu tuh malah bikin aku banyak explore lebih.
Keni juga bisa bahasa Prancis, ya?
Iya. Jadi, waktu itu aku ikut les sampai level A2 karena rencananya mau studi master ke Prancis. Tapi, aku nggak lanjut intensif karena sibuk kuliah. Nah, karena sekarang udah lulus, aku bisa lebih fokus dong mempersiapkan itu dan coba-coba cari beasiswa. Mungkin target aku tahun depan ya walau sejauh ini belum ada rencana masuk ke universitas mana dan jurusan apa.
Menurut Keni, apa ada kaitan background sarjana teknik kelautan dengan pekerjaanmu sekarang?
Di teknik, aku belajar tentang data dan analisis. Itu tuh berguna banget buat aku selaku content creator. Misalnya, menganalisis yang lagi trending tuh apa, terus engagement akun aku gimana. Nah, kemampuan mendata dan analisis aku itu sekarang berguna. Jadi, nggak cuma ikutin tren yang penting viral, tapi juga harus punya nilai dan berkembang.
Credit: Source link