Nilai Tambah Melalui Inovasi Tembus Rp 240 Miliar

JawaPos.com – Inovasi Petrokimia Gresik sepanjang 2021 mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp 240,68 miliar bagi perusahaan. Hal itu disampaikan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dalam acara Konvensi Inovasi Petrokimia Gresik (KIPG) ke-36 Tahun 2022 di SOR Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Rabu (15/6).

Dwi Satriyo mengatakan, dari total value creation riil tersebut sebesar Rp 66,19 miliar atau 27,5 persen berkontribusi langsung terhadap perolehan laba perusahaan (direct financial benefit). Ini menjadi bukti bahwa inovasi atau improvement yang dilakukan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

“Pandemi Covid-19 di Indonesia tahun lalu memasuki gelombang kedua, lonjakan kasusnya pun cukup tinggi. Pemerintah juga menerapkan pembatasan sosial. Kondisi ini memang berdampak bagi dunia industri. Alhamdulillah, kondisi ini justru semakin memacu Insan di Petrokimia Gresik untuk terus berinovasi,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan persnya.

Dia menjelaskan, value creation riil tersebut merupakan sumbangsih dari 82 persen karyawan yang terus berpikir improvement sepanjang 2021 bagi perusahaan. Mereka tergabung dalam 1.158 gugus inovasi. Keterlibatan tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 71,2 persen.

“Kami menyadari inovasi merupakan kunci untuk bertahan di tengah berbagai tantangan yang ada. Berkat inovasi pula, Petrokimia Gresik berhasil mengubah tantangan menjadi peluang selama setengah abad ini,” ujarnya.

Beberapa inovasi unggulan Petrokimia Gresik pada 2021 adalah GIO Digital Office yang mampu menurunkan frekuensi masalah penciptaan naskah dinas dan mempercepat prosesnya. Inovasi tersebut mampu menyumbangkan penghematan sebesar Rp 839,6 juta dalam waktu 13 bulan.

Selanjutnya, inovasi dari GIO Fleksi berhasil menurunkan 50 persen Downtime Pabrik Urea 1A. Inovasi ini mampu menghasilkan potensi penghematan hingga Rp 252 miliar dalam waktu tujuh bulan. Kemudian, SS Kuantitatif mampu menurunkan jumlah Pupuk ZA yang tidak sesuai spesifikasi, dari 46 ribu ton menjadi 0 ton dengan Metode Volumetri, sehingga mengurangi potensi kerugian perusahaan akibat keluhan dari end-user.

Terakhir, SS Slundar Slundur sukses memanfaatkan limbah padat hasil kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai bahan baku filler pada Pupuk NPK. Berdasarkan perhitungan verifikasi kinerja keuangan, penerapan inovasi tersebut menghasilkan penghematan sebesar Rp 2,9 miliar dalam setahun.

Keempat inovasi tersebut juga telah berhasil meraih predikat 3 Stars atau kategori tertinggi dalam ajang konvensi inovasi internasional 26th Asia Pacific Quality Organization (APQO). Artinya, karya inovasi tidak hanya berdampak pada perolehan laba bagi perusahaan, tapi juga menginspirasi dan mampu membawa prestasi hingga level internasional.

Dalam ajang Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional (TKMPN) XXV Tahun 2021, dari 20 gugus Petrokimia Gresik Grup mendapatkan 5 Diamond, 13 Platinum, dan 2 Gold. Selanjutnya, di ajang Pupuk Indonesia Quality Improvemen (PIQI), dari 4 gugus yang ikut serta, 1 gugus diantaranya memperoleh predikat Excellent, 2 gugus predikat Very Good dan 1 gugus predikat Good.

Konvensi inovasi dengan tema “Light Up Your Innovation Beyond Infinity for the Golden Future of Agroindustry” ini juga menyasar ke anak perusahaan dan perusahaan afiliasi Petrokimia Gresik. Total ada sembilan anak perusahaan Petrokimia Gresik yang mengirimkan 24 gugus inovasinya.

Terakhir, Dwi Satriyo mengatakan bahwa penyelenggaraan KIPG merupakan media apresiasi manajemen kepada para inovator di lingkungan Petrokimia Gresik Group yang telah memberikan kontribusi nyata dan mampu menjawab tantangan agroindustri di era disrupsi dan hiperkompetisi saat ini.

“Perusahaan tidak hanya sekedar berinovasi namun membutuhkan berbagai breakthrough untuk menjadi solusi agroindustri dan mewujudkan pertanian berkelanjutan. Melalui terobosan tersebut, perusahaan banyak melakukan perbaikan dan peningkatan dari segi kualitas produk, proses bisnis, optimalisasi teknologi, pelayanan, organisasi, dan sebagainya,” tutup Dwi Satriyo.


Credit: Source link