JawaPos.com – Harga logam mulia emas dunia merosot pada akhir pekan ini karena tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, hal itu dibatasi oleh harapan terhadap lebih banyak langkah stimulus Amerika Serikat.
Mengitip laman Reuters, Jumat (24/9), harga emas di pasar spot turun 0,19 persen menjadi USD 1.864,51 per ounce pada pukul 09.06 WIB. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat berkurang 0,48 persen menjadi USD 1.867,80 per ounce.
Seperti diketahui, Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran green back terhadap sekeranjang enam mata uang utama, melonjak 1,5 persen selama sepekan, ini merupakan yang terbaik sejak awal April. Apresiasi dolar membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Kemudian, Chairman Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyampaikan, sebanyak USD 380 miliar dari paket bantuan virus Covid-19 terakhir Kongres AS tidak digunakan, dan dapat membantu rumah tangga serta bisnis jika anggota parlemen menyetujuinya.
Kubu Partai Demokrat di DPR AS sedang menggarap paket virus korona senilai USD 2,2 triliun yang dapat diajukan pekan depan. Sedangkan Bank sentral global meluncurkan stimulus besar-besaran dan memangkas suku bunga mendekati nol untuk memitigasi kehancuran ekonomi dari pandemi virus korona. Hal itu membantu emas melejit lebih dari 20 persen sejauh tahun ini.
Di sisi lain, terjadi peningkatan warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran. Hal itu mendukung pandangan bahwa pemulihan ekonomi mulai kehabisan tenaga.
Adapun logam mulia lainnya, seperti perak turun 1,1 persen menjadi USD 22,95 per ounce, platinum turun 0,3 persen menjadi USD 846,72 per ounce dan paladium datar di posisi USD 2.226,44 per ounce.
Mengutip logammulia.com, harga emas batangan milik Antam hari ini naik Rp 7.000 per gram sehingga dijual di level Rp 1.009.000 per gram.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link