JawaPos.com – Sejumlah pimpinan organisasi terkait dengan dunia usaha sepakat bersatu mendorong ekonomi rakyat kecil menjadi tuan rumah sendiri dan tidak boleh kalah dengan praktik kapitalis besar.
Kegiatan yang dikemas dalam silaturahmi besar (silatbar) ini bertujuan sebagai forum silaturahmi serta mengasah gagasan besar ekonomi rakyat nusantara yang digelar selama 24-25 Maret 2022.
“Silaturahmi ini dengan maksud ekonomi rakyat berdiri tegak, menjadi tuan rumah sendiri, atau sebagai pilar utama kemandirian kekuatan utama ekonomi bangsa,” tegas Inisitor dan Penaggungjawab Silatbar, Ali Mahsun Atmo sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) didampingi oleh Ketua Panitia Pelaksana, Sudarto, dalam kegiatan silatbar di Jakarta, Kamis (24/3).
Silaturahmi besar ini, dihadiri oleh puluhan Pimpinan Organisasi Usaha dan Ekonomi Rakyat Nusantara serta ratusan anggota organisasi usaha rakyat. Kegiatan ini juga dilanjutkan seminar nasional bertajuk “Bersatu dan Tangguh : Ekonomi Rakyat Unggul di Negeri Sendiri.”
Lebih lanjut Ali Mahsun Atmo menegaskan, perjuangan sejak era reformasi atau sudah berjalan 24 tahun silam, belum berhasil mengentaskan ekonomi arus bawah atau ekonomi rakyat kecil. Malah kondisi sekarang kondisi ekonomi rakyat kecil makin terpuruk, menyitir data ADB (Asian Development Bank) sebesar 48,6 persen usaha mikro terdampak pandemi.
”Dengan kondisi sekarat ini, usaha rakyat masih harus dihadapkan program one world economic tentu akan menyulut persoalan komplek. Kami tak pernah ikhlas, usaha rakyat jadi korban one world digitial ekonomi.”
Lebih jauh lagi, lanjut Ali Mahsun, bahkan sejak zaman kemerdekaan atau sudah 77 tahun berjuang bersama hingga sekarang, posisi ekonomi rakyat belum ditempatkan secara proporsional. “Sekarang ini, buruh, nelayan, berjuang sendiri, ujungnya adalah kegagalan dalam menyalurkan aspirasi bersama, jadi tidak ada perubahan,” tuturnya.
Pelaksanaan kongres ini, lanjut Ali Mahsun, nanti hasilnya akan dibahas lebih lanjut di tingkatkan kongres ekonomi rakyat. Kini, semua yang berkepentingan untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi.
“Rakyat harus jadi subyek, bukan sebagai obyek.Karena itu, rakyat harus didampingi kegiatan ekonomi dari hulu hingga hilir. Ekonomi rakyat kecil harus dipagari rapat, bertujuan untuk masyarakat adil dan makmur. Rakyat tak boleh dijadikan korban,” cetusnya.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Credit: Source link