Menurut Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto, hal tersebut paling banyak dipengaruhi oleh kemampuan beli masyarakat yang rata-rata berada di kendaraan dengan harga di bawah Rp300 juta.
Baca juga: Gaikindo optimistis kenaikan harga BBM tak pengaruhi target tahunan
“Selama ini, daya beli masyarakat kita adanya di kendaraan bermotor dengan harga Rp300 juta ke bawah, dan juga mobil-mobil yang 5 pintu dan 7 seater (juga digemari). Jadi, para produsen memasarkan mobil-mobil tersebut,” kata Jongkie kepada ANTARA, Jumat.
Di tipe 4×2, mobil-mobil seperti Daihatsu All New Xenia, All New Terios, hingga Honda BRV Prestige menjadi beberapa kendaraan yang memiliki penjualan kumulatif cukup tinggi, di kisaran angka 6.800 hingga 8.001 unit terjual.
Selain itu, beberapa varian yang lebih tinggi, di antaranya seperti All New Toyota Avanza juga mencatatkan angka penjualan cukup tinggi yaitu 10.832 unit untuk varian 1.3 E 2021 dan 14.615 untuk varian 1.5 G 2021. Ada pula Mitsubishi Xpander Ultimate (4×2) CVT yang terjual secara kumulatif sebanyak 14.613 unit.
Untuk mesin dengan CC lebih tinggi, di antaranya Mitsubishi Pajero Sport 2.4 L DAKAR (4×2) BAT meraih angka penjualan yang cukup tinggi yakni 11.549. Ada juga mobil Toyota lainnya yaitu All New Kijang Innova Venturer A/T 2020 terjual sebanyak 6.114 unit.
Lebih lanjut, tipe mobil 4×2 untuk semua varian CC jika ditotal secara kumulatif dari awal tahun hingga Agustus 2022 adalah 374.544 unit telah terjual. Sementara di tipe 4×4 adalah 4.919 unit, disusul dengan tipe sedan yang mencapai angka penjualan total 4.774 unit, dan kendaraan tipe bus sebanyak 1.474 unit terjual secara kumulatif.
Yang menarik, dari semua segmen kendaraan ini, penjualan mobil hingga Agustus cenderung stabil. Namun, terdapat penurunan signifikan di bulan Mei. Misalnya saja untuk segmen pasar 4×2 yang stabil di angka 40 ribuan dari bulan ke bulan, turun di angka 25 ribuan pada bulan Mei.
Menurut akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu, hal tersebut dipengaruhi oleh libur lebaran hingga sekitar 2 minggu pada awal Mei 2022 membuat jumlah hari kerja yang lebih sedikit. Dampaknya, produksi kendaraan juga turun akibat libur panjang.
“Hal lainnya, orang cenderung melakukan transaksi pembelian pada hari kerja. Lebaran pertama yang lebih bebas dari PPKM pascapandemi COVID-19 baru terjadi tahun 2022 ini, sehingga orang lebih berfokus kepada upaya untuk mudik setelah 2 tahun berpuasa mudik,” ujar Yannes kepada ANTARA.
Selain itu, krisis chip semikonduktor dunia juga sempat membuat produksi mobil turun. Hal itu menyebabkan industri otomotif juga harus mulai menata ulang lini produksinya, dengan lebih berfokus pada produksi kendaraan yang paling laku saja di pasaran.
“Akibat kelambatan produksi yang terjadi juga membuat waktu tunggu inden semakin panjang dan ini membuat orang cenderung membatalkan pembelian mobil pilihannya,” kata dia.
Baca juga: Sektor mobil China pertahankan momentum pertumbuhan cepat
Baca juga: California larang penjualan mobil berbahan bakar minyak mulai 2035
Baca juga: Penjualan mobil berbahan bakar minyak dilarang di Hainan mulai 2030
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link