Perbankan Hati-hati Ikuti Kenaikan Suku Bunga Acuan BI

JawaPos.com – Intermediasi perbankan terus mengalami perbaikan yang didorong peningkatan dari sisi permintaan dan penawaran. Tahun depan, Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan kredit mencapai 12 persen.

Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, fungsi intermediasi perbankan terus mengalami akselerasi sejak Agustus lalu. Untuk menjaga tren positif itu, perbankan akan selalu menjaga profile kualitas asetnya. Meski, pertumbuhan kredit selalu berada pada low double digit.

“Hal inilah yang menjadi dasar perbankan untuk selalu sangat hati-hati dalam melakukan kenaikan suku bunga pinjaman ke nasabah-nasabahnya untuk merespons kenaikan suku bunga acuan BI,” katanya Minggu (25/12).

Realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat tumbuh 14,28 persen secara tahunan per akhir September 2022. Dengan nominal mencapai Rp 1.168 triliun. Kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis perseroan tumbuh 12,2 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 410 triliun.

Bank pelat merah itu tetap fokus pada sektor yang prospektif. Terutama pada bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah.

Layanan wholesale digital melalui Kopra by Mandiri telah mengelola Rp 13.420 triliun transaksi hingga kuartal III 2022. Mengenai proyeksi perekonomian 2023, Panji menilai, tantangan dan gejolak masih terus berlanjut.

Saat ini memitigasi risiko yang besar sangat penting. Namun, akan selalu ada peluang di tengah ketidakpastian.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, pertumbuhan kredit pada November 2022 tercatat sebesar 11,16 persen YoY. Yang ditopang pertumbuhan positif di seluruh jenis kredit dan mayoritas sektor ekonomi.

Pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) cukup tinggi, yakni 18,13 persen YoY. Di sisi penawaran, perbaikan intermediasi perbankan didukung likuiditas yang memadai dan standar penyaluran kredit yang tetap longgar.

Sedangkan dari sisi permintaan, kenaikan kredit ditopang permintaan korporasi dan konsumsi rumah tangga. “Secara keseluruhan, perkembangan intermediasi perbankan yang positif ini turut mendukung pemulihan ekonomi,” jelas Perry.


Credit: Source link