JawaPos.com–Aktris sekaligus sineas muda Prilly Latuconsina menjelaskan mengenai pola relasi media dengan selebritas saat memberikan kuliah kepada mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Sleman, Kamis (10/11).
Dalam kesempatan itu, Prilly menjadi dosen praktisi melalui program Praktisi Mengajar bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudrsitek.
”Media jadi wadah dan tempat bagi selebritas untuk tumbuh, merintis karir, meraih popularitas. Sementara media membutuhkan selebritas dengan popularitas tinggi untuk meningkatkan engagement dengan audiens,” kata Prilly seperti dilansir dari Antara.
Era media baru, kata Prilly, memberikan peluang bagi siapa saja untuk menjadi selebritas. Infotainment mempunyai nilai berita dan paparan tinggi yang dinilai mampu memuat fakta dan edukasi untuk audiens secara luas karena tayang di TV nasional.
Di hadapan mahasiswa UGM, dia kemudian memaparkan tentang pentingnya mengelola krisis selebritas karena seseorang dengan status selebritas sangat rawan dengan krisis. Selebritas harus mampu memitigasi risiko yang disebabkan oleh krisis.
”Kalau saat krisis yang harus jaga emosi dan kontrol diri. Ini butuh tim publikasi yang menenangkan di mana saat krisis tim ini yang kerja, tapi kalau di Indonesia dilakukan sendiri, beda dengan di luar negeri ada tim yang bergerak,” ujar alumnus London School of Public Relation (LSPR) itu.
Saat alami krisis, menurut dia, mengumpulkan fakta-fakta baik terkait selebritas yang tengah mengalami krisis sangat penting sembari tetap berhubungan baik dengan media. Hal tersebut bertujuan agar selebritas dapat dengan mudah memunculkan berita baik dengan konten maupun menggelar konferensi pers.
Meski begitu, menurut pengusaha muda itu, tak kalah penting menjadi apa adanya agar audiens mempunyai relativitas dan dapat bersimpati dengan kondisi sebenarnya. Prilly menjelaskan ada beberapa interaksi yang bisa dilakukan dengan media di saat terjadi krisis.
”Di antaranya dengan wawancara secara spontan, konferensi pers untuk hal yang harus diklarifikasi, konferensi pers secara reguler dan interaktif, serta selalu siap 24 jam memberikan berita baik sampai situasi kembali normal,” terang Prilly.
Selain itu, menurut dia, seorang selebritas juga perlu memilih juru bicara yang ahli saat harus memberikan pernyataan atau klarifikasi. Fia mencontohkan beberapa selebriti yang dinilai memiliki hubungan baik dengan media dengan reputasi baik dan profesional, di antaranya Nagita Slavina, Maudy Ayunda, dan Cinta Laura.
”Kerja di industri hiburan harus bergandengan tangan dengan media. Kalau selebritas punya hubungan baik dengan media, akan sungkan untuk memberitakan hal-hal buruk,” tutur Prilly, pemeran sinetron Ganteng Ganteng Serigala itu.
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : Antara
Credit: Source link