Sheila Dara dan Peran di Noktah Merah Perkawinan

JawaPos.com – Baru dua minggu setelah serial dramanya, Yang Hilang dari Cinta, tamat, akting Sheila Dara Aisha bisa segera kembali dinikmati. Film terbarunya, Noktah Merah Perkawinan, akan rilis pekan ini. Film tersebut merupakan adaptasi dari sinetron laris yang tayang 26 tahun lalu. Di film garapan sutradara Sabrina Rochelle Kalangie itu, Sheila didapuk sebagai Yulinar. Orang ketiga dalam rumah tangga Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara). Karakter itu menambah portofolio perannya. Pasalnya, selama ini dia lebih banyak menjadi protagonis. Berikut wawancara dengan istri solois Vidi Aldiano tersebut saat dijumpai di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan.

Bagaimana reaksi saat mendapat peran orang ketiga?

Nggak ada perasaan apa-apa, hahaha… Aku malah senang bisa diajak proyek bareng Noktah Merah Perkawinan karena sinetron ini kan legendaris.

Ada kekhawatiran image rusak karena peran begini mudah dibenci penonton?

Emang gitu, ya? Aku sih nggak terlalu mikirin ke sana. Apalagi pas baca skripnya, aku merasa film ini adil untuk semua karakternya. Nggak ada karakter yang disudutkan. Kita diajak bersimpati ke Ambar, Gilang, dan anak-anaknya. Termasuk Yuli. Setelah nonton film ini pun aku jadi ngerasa diajak untuk memahami semua karakternya. Malah nggak jadi berpikiran kayak gitu.

Sheila pribadi ’’gemas’’ nggak dengan Yulinar?

Buat aku, karakter Yuli sebenarnya bisa relatable sama semua orang. Yuli hanya jatuh cinta sama orang yang salah dan tidak seharusnya dia cintai. Aku rasa banyak dari kita yang mengalami itu. Tapi kan balik lagi, action terhadap cinta yang dirasakan itu seperti apa. Aku sih setiap meranin karakter selalu berusaha untuk mengerti kenapa-kenapanya.

Ada kesamaan antara kepribadian Yulinar dan Sheila di kehidupan nyata?

Hmmm… apa ya? Mungkin satu sih persamaannya, kami sama-sama tipe yang nerimo aja. Hahaha…

Apa referensi menjiwai peran sebagai Yulinar?

Sejujurnya nggak ada referensi. Karena menurutku, setiap karakter punya pengalaman hidup yang berbeda-beda. Justru kalau ada referensi pengalaman hidupnya sama, malah agak sulit.

Lalu, gimana cara Sheila mendalami peran?

Aku lebih banyak ngobrol sama sutradara dan penulis aja. Kami sama-sama cari tahu background hidup Yuli itu bagaimana. Pengalaman hidup seperti apa yang pernah dilalui Yuli sampai bisa berada di titik ini. Dari situ sama-sama kami bentuk karakter Yuli.

Adakah perbedaan karakter Yulinar di versi sinetron dengan filmnya?

Setahuku ada. Tapi, aku nggak berani ngomong karena takut spoiler, soalnya ngaruh ke jalan cerita.

Dari segi cerita Noktah Merah Perkawinan, apa ada beda dengan versi sinetron?

Menurutku, inti ceritanya nggak jauh berbeda. Tapi, pastinya ada adegan-adegan yang dibuat lebih fresh. Ada beberapa yang diubah, menyesuaikan dengan masa sekarang.

Sheila punya kenangan masa kecil dengan versi sinetronnya?

Aku memang nggak sempat karena masih kecil banget 4 tahun, tapi aku sempat lihat cuplikan-cuplikannya. Dan, hafal sama soundtrack lagu-lagunya. Dari dulu sampai sekarang, kalau lihat judulnya langsung kayak kepingin nyanyi lagunya gitu.

Gimana respons orang-orang terdekat?

Orang tuaku sih yang langsung kayak, ’Wah ketemu Ayu Azhari dong?’ Hahaha…

Nah, Ayu menjadi satu-satunya pemain di versi sinetron yang terlibat. Dan kamu paling sering satu scene bareng. Gimana rasanya?

Senang banget. Aku jadi bisa langsung lihat auranya, ternyata berbeda sekali. Benar-benar kalau dia udah di depan kamera tuh bikin nggak bisa berpaling ke siapa pun. Cuma liat dia aja.

Ada nggak ilmu pernikahan yang kamu dapat untuk kehidupan rumah tanggamu sendiri dari film Noktah Merah Perkawinan?

Banyak banget. Sesimpel kalau sebelum masuk pernikahan tuh banyak banget yang harus diomongin. Terus, kalau ada masalah harus dikomunikasikan dengan baik. Jangan dipendam sendirian, memang harus diobrolin. Apalagi, kalau berumah tangga kan pasangan itu jadi partner diskusi kita.


Credit: Source link